Pertambangan Batu Giok Myanmar Longsor, Ratusan Orang Meninggal Dunia

Pertambangan Batu Giok Myanmar Longsor, Ratusan Orang Meninggal Dunia

Puing-puing tanah bekas galian itu menciptakan lereng besar yang berbahaya di kawasan yang mengalami penggundulan hutan dan menyerupai lanskap bulan. Setahun silam, lebih dari 100 orang meninggal di lokasi pertambangan yang sama.

Perdagangan batu giok di Myanmar dilaporkan bernilai lebih dari US$ 30 miliar setiap tahun. Dan wilayah Hpakant merupakan situs tambang batu giok terbesar di dunia.

“Tradisi mencari batu giok merupakan satu-satunya pekerjaan bagi warga di daerah ini. Mereka tidak punya pilihan,” kata penduduk setempat, Shwe Thein.

Mereka akan menambang dengan cara apa pun. Meski tidak memiliki izin resmi. Walaupun longsor terus terjadi, banyak organisasi, termasuk kelompok bersenjata, yang terlibat penambangan batu giok. Mereka mengaku situasi di situ baik. “Jadi sulit bagi dunia luar untuk mengetahui situasi nyata di sini,” ungkapnya.

Wartawan BBC Jonathan Head di Bangkok, Thailand, mengatakan, undang-undang penambangan batu permata baru disahkan setahun silam.

Namun para pengkritik menyebut, pemerintah Myanmar memiliki terlalu sedikit pejabat terkait dengan otoritas terbatas. Untuk dapat menghentikan praktik ilegal.

Ia mengatakan, para pegiat menuduh militer, pengedar narkoba, kelompok pemberontak, dan kepentingan bisnis China telah mengendalikan perdagangan batu giok.

Para pihak itu juga dituduh mencegah eksploitasi batu permata berharga. Yang lebih aman dan lebih berkelanjutan. Pada 2015, tanah longsor di lokasi penambangan batu giok di Kachin telah menewaskan sedikitnya 90 orang. (bbc/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: