Strategi Pemasaran Jitu di Era Normal Baru

Strategi Pemasaran Jitu di Era Normal Baru

Samarinda, DiswayKaltim.com - Era Normal baru menjadi harapan pemulihan ekonomi dan dunia usaha. Setelah terpuruk oleh dampak COVID-19. Untuk itu diperlukan strategi tepat dalam upaya memulihkan perekonomian. Utamanya bagi pemilik usaha dan para pelaku bisnis.  Salah satunya dengan menerapkan strategi marketing communication untuk kembali mendongkrak atensi konsumen pada bidang usaha tersebut

Santo Medy Wibisono, praktisi di bidang marketing communication mengatakan ada empat hal yang perlu dilakukan untuk membangun citra bisnis di masa new normal. Pertama, kata dia, para pemilik usaha perlu mengampanyekan protokol kesehatan di seluruh laman media marketing yang dimiliki.

Ini adalah strategi marketing communication untuk membangun kepercayaan konsumen pada usaha Anda. "Tunjukkan kepada konsumen kalau usaha kita mengikuti protokol kesehatan sesuai prosedur. Misalnya untuk bisnis makanan, produk kita bersih, sehat, dan higienis," kata Wibi sapaan akrabnya, dalam diskusi daring bertajuk Marketing Communication in the New Normal Era yang digelar Rabu (1/7).

Kedua, lanjut Wibi adalah content strategy. Yakni membuat konten komunikasi kepada konsumen untuk membentuk citra positif masyarakat kepada perusahaan. Misalnya di masa pandemi, pihak perusahaan turut aktif membantu sesama. Dengan memberikan donasi, menyalurkan bantuan alat kesehatan dan sembako.

"Stop dulu sharing harga produk. Apalagi memposting keramaian. Arahkan ke konten CSR (Corporate Social Responsibility,red)," ujar Head Marcomm and design PT. GGEA, Sentul City ini.

Ketiga, melalui media sosial bisa melakukan soft selling strategy. Atau menyelipkan secara tersirat produk yang akan dijual. Misalnya dalam kampanye protokol kesehatan kepada masyarakat, selipkan produk usaha yang ditawarkan. Buat semenarik mungkin. Dengan kapasitas penayangan yang cukup masif per hari.

Karena di masa pandemi, dengan imbauan social distancing, masyarakat banyak beraktivitas di rumah. Sehingga peluang untuk menggunakann sosial media juga semakin besar.

Selain itu, lanjut Wibi lakukan kolaborasi dengan mitra usaha lain. Untuk memperluas jangkauan target pasar. "Usaha yang tidak mau berkolaborasi, tidak akan berkembang. Mati," ujar alumnus corporate communication, London School of Public Relation ini.

Dan terakhir, membentuk customer experience, pada usaha kita. Dengan memberikan pengalaman terbaik kepada konsumen.

Dalam kesempatan yang sama, pengusaha muda asal Samarinda, Aldisa Fadillah menyebut, ia termasuk yang diuntungkan selama pandemi COVID-19. Karena usahanya, terutama yang bergerak di bidang branding perusahaan mendapat banyak permintaan client.

"Media branding banyak dibutuhkan. Karena perusahaan terdampak, ingin memberitakan ke audiens mereka, baik tentang produk maupun jasa," ujar founder Branding.in ini.  Sebuah multi creative company yang menawarkan jasa branding usaha melalui fotografi, videografi, desain grafis, mural maupun iklan.

Saat ini saja, Disa menyebut, ia telah memegang 30 klien yang menggunakan jasa branding-nya. Mulai dari usaha kuliner, jasa, hingga lembaga pendidikan.

Ia juga berbagi tips marketing communication di era kenormalan baru dengan  memanfaatkan platform media sosial. Baik dalam bentuk iklan maupun promo usaha. "Misalnya bikin iklan atau endorsement. Baik dengan menggaet influencer maupun menggunakan fitur ads di sosial media. Dua-duanya efektif," ujar founder Smr Foodies ini.

Disa menambahkan, setiap usaha memiliki strategi pemasaran yang berbeda. Tergantung pada kebutuhan usaha. Namun di masa adaptasi kebiasaan baru, strategi philanthropy communication atau komunikasi kedermawanan cukup efektif untuk menggaet atensi masyarakat. Agar perusahaan tidak terkesan hanya fokus pada profit. Setuju? (krv/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: