Lebih Murah, Mayoritas Pembangkit PLN Memanfaatkan Batu Bara

Lebih Murah, Mayoritas Pembangkit PLN Memanfaatkan Batu Bara

Upaya PLN untuk meningkatkan bauran energi terbarukan terus dilakukan. Sejak empat tahun terakhir. Bahkan pada 2025 mendatang, ditargetkan pemanfaatan energi terbarukan mencapai 23 persen. 

Yuskar menjelaskan, keseriusan PLN untuk meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan itu dengan pemanfaatan PLTD yang berkurang, bahkan beberapa di antaranya telah disetop menyuplai energi listrik. “Harus ada peningkatan. Targetnya itu. Karena kalau kita gunakan batu bara bisa habis juga,” urainya.

Selain itu, PLN juga melihat potensi di suatu daerah. “Direncanakan ada PLTA Kaltara. Titik lokasinya di sungai Kayan. Kemungkinan akan menggandeng investor karena kapasitasnya besar,” bebernya.

Potensi lain EBT di wilayah Kalimantan selain PLTA, adalah Biomass dan Hydro. Di Kalimantan Barat misalnya sudah ada yang memanfaatkannya. “Kami juga sedang uji coba biomass menggunakan cangkang sawit komposisi 5 persen untuk pembangkit 100 Mw,” ujarnya. 

Menurutnya, investasi menggunakan pembangkit energi terbarukan cukup mahal. Namun biaya operasionalnya akan murah. “Rata-rata EBT itu investasinya sangat besar. Tetapi cost operasionalnya lebih murah,” ucapnya tanpa menyebut nilai investasi yang harus dikeluarkan untuk EBT.

Mengapa mahal, karena lahan yang diperlukan untuk pembangunan pembangkit cukup besar. “Seperti panas bumi perlu eksplorasi. Misalnya di sini ada panas bumi, tapi belum tentu ada itu titiknya. Maka dicari lagi. Itu yang membuat mahal. Dan waktu yang dibutuhkan cukup lama,” tukasnya.

Sama halnya dengan PLTA. Kontruksi untuk membangunnya juga relatif besar. Namun sebelum pembangunan pembangkit berlangsung, perusahaan pastinya sudah memperhitungkan hal tersebut.

Di Kaltim sendiri, kata dia, kini telah menggunakan sistem interkoneksi yang terkoneksi ke Banjarmasin hingga Palangkaraya. Sehingga sejumlah pembangkit ini sudah memasok secara interkoneksi. (fey/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: