Pilih Head to Head atau Kotak Kosong di Pilkada Balikpapan?

Pilih Head to Head atau Kotak Kosong di Pilkada Balikpapan?

OLEH: DANANG AGUNG*

Arah perahu-perahu partai politik (parpol) semakin mengerucut mendukung calonnya. Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Balikpapan yang akan digelar secara serentak bersamaan dengan daerah lainnya pada 9 Desember 2020. Sejak awal, Partai Golongan Karya (Golkar) dengan 11 kursi yang telah memiliki kesempatan untuk mengusung sendiri calonnya tanpa parpol pendamping. Partai ini telah menggadang-gadang Rahmad Mas’ud (RM) selaku ketua parpolnya untuk maju di Pilkada Balikpapan.

Mangnet RM sangat kuat dalam menarik calon-calon lainnya untuk koalisi bergandengan sebagai wakil dan atau mengusung dirinya sebagai calon wali kota Balikpapan. Di sisi lain, beberapa calon yang awalnya nampak antusias akan bertarung akhirnya tak cukup dukungan kendaraan parpol untuk meneruskan langkah politiknya.

Hal ini dapat dilihat ketika Partai Golkar membuka penjaringan bakal calon wali kota dan wakil walikota. Hampir seluruh calon yang ingin bergandengan dengannya mengambil formulir untuk dilirik partai berlambang beringin ini. Dari kalangan parpol, pengusaha, tokoh masyarakat, dan birokrasi mencoba mengajukan diri untuk dapat menarik Partai Golkar agar memasangkan dirinya dengan RM. Walau keputusan Partai Golkar belum keluar, sudah dipastikan Golkar akan mengusung RM yang sangat amat tinggi elektabilitasnya. Jika ditelisik lebih dalam, partai ini sebenarnya hanya ingin mencari wakil wali kota bagi RM.

Bahkan isunya, untuk urusan wakilnya, RM diberikan otoritas oleh partainya untuk menentukan siapa yang dianggap cocok menemaninya memimpin Balikpapan lima tahun ke depan. Walau hingga kini Golkar belum menyebutkan siapa pendamping RM, namun informasi yang sering digaungkan oleh RM sendiri, ia ingin mencari figur yang dapat bekerja sama, memahami birokrasi dan tidak menjadi beban politik di tengah jalan kepemimpinanya.

Dengan semakin dekatnya tahapan pengusungan calon wali kota dan wakil wali kota Balikpapan, dukungan terhadapa RM semakin bertambah. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah terang benderang memberikan dukungan padanya. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pun sejak awal sudah menyebutnya sebagai calon wali kota. Sedangkan Partai Demokrat Balikpapan yang dinahkodai adik RM dipastikan akan memberikan dukungan pada sang kakak. Bagaimana dengan Gerindra? Saya kira RM sudah punya cara untuk merangkulnya. 

Salah satu calon kuat lain yang masih ada adalah Ahmad Basir (AHB). Dengan dukungan Partai Persatuan Pembanunan (PPP), Partai Hanura, Partai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Perindo, dan Partai Nasional Demokrasi (NasDem). Apakah dukungan ini riil atau masih bisa berubah? kita lihat saja dinamikanya politik.

AHB sejak awal telah mencuri perhatian masyarakat Balikpapan. Popularitasnya semakin menanjak sejak ia berkiprah di Balikpapan. Strategi promosi diri sejak awal di koridor-koridor jalan raya menjadikan ia amat dikenal. Dunia media sosial juga dirambahnya. Agar masyarakat semakin mengenal figur dengan tagline makin baik ini.

Jika melihat polarisasi ke mana arah parpol berlabuh, Pilkada Balikpapan sangat besar akan terjadi head to head. Berkaca pada pengalaman Pilkada DKI Jakarta dan Pemilihan Presiden 2019, head to head sangat rawan dengan konflik di tingkat masyarakat. Masyarakat terbelah sangat tajam dalam memberikan dukungan pada calonnya. Friksi akan kental dirasakan di tengah situasi masyarakat yang masih mengalami frustrasi karena pandemi.

Jor-joran kampanye akan dilakukan secara masif oleh kedua belah pihak dalam merebut simpati masyarakat. Bahkan kampaye hitam, hoaks, isu-isu tak etis akan digunakan. Guna menekan dan menjatuhkan lawan politik. Head to head menjadi ancaman sosial tersendiri di tengah publik yang sedang menata kehidupan baru.

Memilih kepala daerah bukanlah terletak pada keseruan berapa calon yang harus tampil. Beberapa baliho, spanduk dan taburan informasi selebaran yang ditebar di tengah masyarakat. Tapi mereka yang pantaslah menjadi pilihan kita untuk mendapatkan dukungan memimpin kota ini.

Sehingga hemat penulis, jika head to head akan sangat mungkin dapat membuat kondusifitas kota terganggu, menimbulkan gesekan di tengah masyarakat yang semakin mudah tersulut pasca pilpres kemarin, menyebarnya informasi-informasi hoaks yang tak bertanggung jawab di jejaring media sosial, maka kiranya pilihan melawan kotak kosong bisa menjadi alternatif menuntaskan rivalitas dalam Pilkada Balikpapan.

Siapa pihak yang pantas dan memiliki kans yang kuat untuk itu, silakan mulai memikirkannya. Ini semata untuk kebaikan Balikpapan. (*Wakil Ketua KAHMI Balikpapan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: