Penyelenggara Event Kaltim Berharap Beres dari Aturan Kemenkes

Penyelenggara Event Kaltim Berharap Beres dari Aturan Kemenkes

Para pelaku industri hiburan di Kalimantan Timur menyambut positif Keputusan Menteri Kesehatan RI yang mengatur protokol kesehatan. Aturan itu menjadi dasar bagi industri event dan hiburan mengajukan izin kegiatan. Selama hampir empat bulan pembatasan sosial, industri kreatif ini menjadi salah satu sektor yang paling terdampak.   

General Manager Big Mall Samarinda, Achmad Sendek Prawinko mengaku pihaknya siap melaksanakan regulasi yang telah dikeluarkan Kemenkes dalam pelaksanaan event di masa normal baru. Manajemen pusat perbelanjaan itu sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah penyelenggara (Event Organizer - EO) untuk menggelar acara di bulan Agustus dan September.

Meski belum ada kesepakatan, Sendek menyebut acara tersebut bisa dilakukan. Mengikuti ketentuan yang berlaku. Salah satunya adalah mengatur jumlah pengunjung sebanyak 50 persen dari kapasitas ruangan. "Bisa kita lakukan dengan mengatur jarak booth dan kursi," katanya.

Di Balikpapan, Direktur Operasional Hotel Platinum, Soegianto, berharap aturan itu bisa diimplementasikan segera. Hal ini bisa membantu ‘napas’ industri perhotelan. “Pemasukan hotel itu yang paling besar dari penyelenggaraan acara, dengan kebijakan pemberian izin penyelenggaran acara terbatas, bisa membantu sektor perhotelan,” kata pria yang juga Sekretaris Apindo Kaltim itu.  

Sementara Ketua Umum Himpunan Pengusaha Kreatif (Hiekraf) Kaltim, Anwar Cholis menyebut pihaknya mendukung Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020.

"Sangat mendukung karena kami dari Hiekraf ingin menjaga event kita tetap terkait dengan protokol kesehatan," ujar  Olle, sapaan akrabnya, Rabu (24/6).

Meskipun ia mengakui, banyaknya peraturan dan hal yang harus dipersiapkan saat melaksanakan event di era normal baru cukup memberatkan. Tapi demi kepentingan dan keselamatan bersama pihaknya mengaku siap melaksanakan seluruh protokol kesehatan yang dianjurkan.

"Kalau dibandingkan dengan sebelum COVID, tentu memberatkan. Tapi karena memang risiko penyebaran COVID ini tinggi, terutama ditempat keramaian. Ya kita harus patuhi protokolnya," ujar CEO Borneo Land Promosindo ini.

Ia pun menyebut pihaknya sudah memulai pembicaraan dengan klien. Untuk bersiap menyelenggarakan acara yang sempat tertunda selama pandemi COVID-19. Olle mengaku, dalam periode Maret hingga Mei, ia memiliki 11 proyek yang seharusnya terlaksana. Namun karena pandemi, proyek-proyek itu tertunda.

"11 proyek itu, 2 batal, 9 tertunda," keluhnya.

Ia pun berusaha untuk kembali melaksanakan 9 event yang tersisa. Meski belum berani memastikan, kapan projectnya bisa dimulai. Saat ini fokus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata, kepolisian, pengelola mal, dan pengurus PHRI. Untuk menyusun strategi penyelenggaraan event di masa normal baru. Terutama di kota besar seperti Balikpapan dan Samarinda.

Selama pandemi COVID-19, kata dia pengusaha di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif sangat terpukul. Sektor ini  nyaris lumpuh. Bahkan kehilangan pendapatan. Bahkan ia menyebut, ia sendiri bersama dengan para karyawannya beralih profesi membuat berbagai produk kerajinan tangan untuk dijual.

"Ya banyak rugi. Karena tidak ada event. Karyawan, vendor, kehilangan income. Jadi berpikir keras bagaimana cara bertahan," ujarnya.

Oleh karena itu ia berharap, era normal baru bisa menjadi angin segar bagi pelaku usaha event kreatif di bumi etam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: