Xilang Menyilang, Produk Rajutan Balikpapan Jajaki Pasar Digital

Xilang Menyilang, Produk Rajutan Balikpapan Jajaki Pasar Digital

Ferry Cahyanti – Balikpapan

Para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Provinsi Kalimantan Timur memanfaatkan teknologi dalam memasarkan produk-produknya. Kemampuan itu menjadikan pelaku usaha menjangkau pasar yang lebih luas.

Pemasaran digital menjadi strategi marketing yang menyesuaikan perkembangan zaman. Media digital dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mengenalkan dan membangun kesadaran konsumen tehadap produk yang dijual.

Salah satu pelaku usaha di Balikpapan yang memanfaatkan pola penjualan digital adalah Xilang Menyilang. “Saya mulai memanfaatkan market place karena bisa menjangkau lebih banyak pembeli,” kata Siti Fatimah. Wanita yang akrab disapa Ipeh itu sudah tiga tahun membangun usaha pembuatan kerajinan tangan dengan bahan rajutan. Ia memberinya nama Xilang Menyilang.

Pesatnya teknologi dan tingginya pengguna media sosial, diakui Ipeh memaksanya ikut tren. “Tapi saya baru berani menjual secara online setelah memiliki stok produksi,” katanya. Xilang Menyilang emnjual aksesori dari bahan rajut seperti tas, taplak meja, syal, hingga sepatu bayi. Saat pandemi, Ipeh juga menambah lini produknya dengan membuat masker rajutan

Ia juga berupaya meningkatkan strategi pemasaran dengan mengikuti kelas pemasaran digital yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia.  Kelas pemasaran digital itu membuka pemahamannya tentang pentingnya pelaku usaha memasarkan produknya secara daring. “Dari kelas itu saya ikut kompetisi marketing/promosi produk UMKM di media sosial IG/FB, dengan nama produk Xilang Menyilang,” katanya.

Ipeh ini berharap melalui pemasaran digital produk yang dihasilkan dapat dikenal bukan hanya tingkat lokal. Namun bisa dikenal di luar Balikpapan. Meski di luar Balikpapan ada banyak produk lainnya yang harganya menawarkan lebih murah dan branded.

“Akan tetapi saya optimis produk Xilang Menyilang bisa menyentuh pasar di Samarinda dan negara tetangga melalui akun yang dibuatnya,” ujarnya.

Ia menambahkan dengan memasarkan barang yang disediakan juga tersedia. Karena itu, sebelum produknya siap dipasarkan maka barang harus tersedia. “Karena saya baru sendiri, maka secara perlahan saya juga harus mempercepat produksinya sebelum saya posting ke akun,” imbuh Ipeh.

Mengajar Lewat Online

Keinginannya untuk mengenalkan produk rajutan Xilang Menyilang tidak hanya dilakukan dengan menjual produknya. Ipeh juga membuat kelas merajut bagi masyarakat yang ingin belajar atau menekuni rajutan dari benang.

“Dengan mengajarkan kepada teman yang lain atau ibu-ibu maka akan semakin banyak yang mengenal rajutan. Dan ini tentu akan semakin kompetitif baik dari sisi harga dan kualitas,” tandas perempuan 27 tahun ini. 

Bahkan ia juga mempromosikan kelas mengajar di kanal market place itu. “Sebelum masa pandemi, kelas offline telah dilakukan bersama teman teman seni. Untuk online juga mulai dilakukan. Pada kelas online juga disediakan perangkat maupun bahan untuk merajut,” jelasnya.

Ipeh merintis usaha ini sejak tiga tahun lalu. Kala itu, ini tertarik dengan produk rajutan karena benangnya yang unik dan warna warni. “Kemudian saya mulai belajar merajut dengan menghasilkan beberapa produk seperti tas, dan lainnya,” kata perempuan yang juga bekerja di perusahaan swasta di Balikpapan Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: