Ekspor Nonmigas Kaltim Tumbuh Tipis

Ekspor Nonmigas Kaltim Tumbuh Tipis

Di tengah berbagai pembatasan akibat kebijakan melawan wabah, ekspor produk nonmigas dari Kalimantan Timur tetap tumbuh.

Balikpapan, DiswayKaltim.com - Ada empat komoditi yang paling diminati oleh negara-negara tujuan ekspor selama masa pandemi COVID-19. Komoditi tersebut ialah batu bara, CPO/Palm/Kernel, ikan segar, dan plywood.  Sepanjang bulan April 2020, ‘emas hitam’ masih menempati urutan teratas dengan volume 3,7 juta metrik ton senilai US$ 141 juta.

Disusul CPO dengan volume ekspor sebanyak  448 ribu metrik ton senilai US$ 100 juta. Kemudian ada ikan segar sebanyak 900 kilogram senilai US$ 1,548 dan plywood sebanyak 1,3 juta meter kubik senilai US$ 803 ribu.  Jadi untuk bulan April saja, ekspor nonmigas kita jumlahnya mencapai US$ 243 juta.

Berdasarkan data Dinas Perdagangan Balikpapan, produk nonmigas dari Kaltim diminati oleh 24 negara. Tiongkok masih mendominasi pasar ekspor sepanjang awal tahun. Ekspor nonmigas ke Tiongkok mencapai US$ 298,612,738.95. Disusul India dengan nilai US$  264,271,223.26. Selanjutnya, Filipina sebesar US$ 123,324,865.47. Sampai bulan April, total nilai ekspor nonmigas sebesar US$ 1,057,781,345.06.

“Peranan ketiga negara tersebut dalam sektor nonmigas sangat besar. Meski ada berbagai kebijakan berkaitan dengan penanganan pandemi, ekspor tetap jalan sesuai dengan kontrak,” kata Sekretaris Dinas Perdagangan Balikpapan, Philipus Rimpa, Ahad (14/6).

Philipus mengatakan, tidak menemukan keluhan yang disampaikan eksportir terhadap kebijakan yang diambil pemerintah daerah. “Hanya saja di lapangan para eksportir harus melakukan menyesuaikan protokol kesehatan COVID-19 . Baik terhadap orang maupun barang,” jelasnya.

Tren tahun ke tahun ekspor selalu mengalami kenaikan atau bertumbuh meskipun tidak signifikan. “Triwulan II 2020 hampir selesai. Rata-rata ekspor tren-nya naik sekitar 10 persen,” ulasnya.

Meski sebagian besar komoditi yang tercatat berasal dari luar Balikpapan, Dinas Perdagangan mencatat adanya sumbangan kota ini pada komoditi CPO dan plywood.

Pertumbuhan ekspor nonmigas diamini Direktur Umum PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT), Muhammad Basir. Berdasarkan catatan KKT, sejak dua bulan masa pandemi berlangsung, kegiatan ekspor langsung (direct call) melalui pelabuhan peti kemas Karingau terus berlangsung.

“Setiap satu minggu sekali kapal datang bergantian. Ekspor impor tetap jalan,” kata Muhammad Basir. Saat wawancara berlangsung kemarin, Basir menyebutkan ada tiga kapal sedang sandar. Basir mengatakan, sejak direct call diberlakukan, pengiriman komoditi ekspor lebih murah dan cepat sampai ke negara tujuan.

Menyesuaikan kebijakan penanganan COVID-19,  Basir memaklumi jika pengushaa menjumpai kendala. Diantaranya pergerakan asal barang yang lebih karena menunggu pemeriksaan protokol kesehatan, tenaga kerja yang harus steril dan jam kerja terbatas.

Selain itu pula metode kerja yang terbatas dan distribusi barang dari lokasi ke pelabuhan juga terbatas. “Tetapi kalau pelabuhan sendiri tidak ada masalah. Justru jauh-jauh hari sudah diantisipasi,” katanya.

Antisipasi yang dilakukan adalah pengguna jasa tidak perlu datang lagi ke pelabuhan karena semuanya ditangani secara online “Namanya TPK online, jadi dari rumah saja, bisa bertransaksi dengan mudah. Kapal yang masuk ke pelabuhan dengan barang itu sudah sesuai,” tandasnya.

Selanjutnya barang melalui darat sudah ada ekspedisi yang mengatur. “Itu juga sudah online, Tidak ada lagi loket pembayaran di sini (pelabuhan),” urai Muhammad Basir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: