Pilwali Balikpapan, Rahmad Tunggu Restu Keluarga

Pilwali Balikpapan, Rahmad Tunggu Restu Keluarga

Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud saat berpose bersama Wakil Ketua DPRD Balikpapan Thohari Aziz beberapa waktu lalu. (dok)

Balikpapan, diswaykaltim.com – Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud masih menjadi tokoh sentral dalam Pilwali Balikpapan.

Posisinya sebagai petahana sekaligus Ketua DPC Partai Golkar Balikpapan, mengokohkan namanya sebagai calon wali kota Balikpapan yang paling perkasa.

Apalagi setelah ada arahan dari ketua DPD Partai Golkar Kaltim, yang tak lain saudaranya sendiri, Rudy Mas'ud. Yang menyatakan petahana wajib diusung.

Rahmad mengakui, pencarian pasangan bukan perkara mudah. Perlu memperhatikan masukan dari berbagai pihak. Baik dari keluarga besarnya maupun dari internal partai. "Kami juga berkoalisi dengan beberapa partai," ujarnya.

Ada 20 nama terdaftar sebagai bakal calon wakil wali kota, melalui tahapan tim penjaringan DPC Partai Golkar, yang dihelat beberapa bulan lalu.

Mencuat nama-nama kandidat yang berpotensi menjadi pasangan Rahmad Mas'ud.

Sebut saja Syukri Wahid, Thohari Aziz, Sabaruddin Panrecalle, Andi Arif Agung, Kasharyanto, Sonhaji, Edi Sunardi, Abdulloh, Ahmad Basir, dan lainnya. "Semua memenuhi persyaratan," ungkapnya, Jumat (12/6).

Meski begitu, Golkar tampaknya belum menentukan sikap. Belum ada rekomendasi, yang bisa memuaskan dahaga penasaran warga.

Menurut Rahmad, yang menjadi pertimbangan pemilihan pasangannya adalah hasil survei. Ada beberapa indikator yang harus dinilai. Baik secara figur maupun elektabilitas.

Rahmad menyebut, semua partai melakukan survei serupa. Partainya juga. Adapula survei internal keluarganya. Begitu hasil survei diumumkan secara nasional, maka baru bisa melihat kemungkinan siapa saja yang benar-benar pantas beriringan dengannya. "Keputusannya nanti dari keluarga," ungkapnya.

Selain hasil survei, kesamaan visi-misi menjadi pertimbangan penting di internal keluarganya. Rahmad mendengar, sudah ada hasil survei internal keluarga. Namun masih melalui tahap simulasi. "Katakanlah hasil survei mendekati atau tinggi. Tapi tidak sesuai visi-misi, maka bisa saja tidak direkomendasi oleh keluarga," urainya.

Menanggapi tahapan kampanye virtual, Rahmad tidak melihat aturan itu memberatkan. Sebagai wakil wali kota ia sangat paham kondisi itu. Wabah ini akan mengubah cara hidup masyarakat. Salah satunya dengan memaksimalkan teknologi. "Semua metode pasti ada plus minus. Kontestan harus siap," katanya. (ryn/hdd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: