Hingga Mei 2020, PAD Samarinda Baru Terealisasi 30 Persen

Hingga Mei 2020, PAD Samarinda Baru Terealisasi 30 Persen

Samarinda,DiswayKaltim.com - Masa pandemi corona berimbas di semua sektor termasuk perekonomian Samarinda. Pasalnya, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Samarinda anjlok. Baru terealisasi 30 persen.

Dari data Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Samarinda, per Januari sampai Mei, awalnya dari PAD Samarinda senilai Rp 516.438.240.000. Namun yang terealisasi hanya Rp 163.492.909.576. Atau baru sekitar 30 persen. Hal ini dibenarkan Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Samarinda Hermanus Barus.

Ia mengatakan, selama pandemi corona selama hampir 3 bulan, seluruh sektor mengalami penurunan. Contohnya dari pajak perhotelan, tempat hiburan, restoran sampai restribusi. Selama pandemi tidak beroperasi maksimal.

"Tempat hiburan kan tutup total selama pandemi. Mal pun sepi pengunjung," terang Hermanus, Rabu (10/6/2020).

Dikatakannya, dari total target yang ingin dicapai oleh pemkot baru terealisasi sekitar 30 persen. Tentunya ini sangat berdampak pada pembangunan di Kota Tepian.

Hermanus melanjutkan bahwa PAD melalui pajak itu berdasarkan dari beban jumlah konsumen. Maka dari itu, ia berharap adanya masa relaksasi ini secara perlahan bisa menambah sumber PAD Samarinda. "Sudah memasuki fase relaksasi, mudah-mudahan saja PAD bisa merangkak naik," harap Hermanus.

Ia juga menambahkan Kota Tepian saat ini sedang fase relaksasi. Status Samarinda pun adalah pasif menanti. Banyak usaha yang tidak bisa dilakukan. Namun skema yang akan dilakukan sama seperti pusat.

"Tetapi dimana-mana jika pembelanjaan berkurang maka PAD kita juga. Perputaran dana juga pasti berkurang. Dampak perekonomian, tentu dirasakan semuanya," tambah mantan kepala Itda Samarinda ini.

Untuk sektor lain pun tidak bisa paksakan. Guna mendorong meningkatnya pendapatan daerah.
"Proyeksi PAD kita di APBD Perubahan sudah kita bahas. Namun belum kita tetapkan dan belum kita kirim angkanya ke DPRD. Kita masih memantau semuanya, karena ini pandemi yang belum pasti kapan akan berakhir," pungkasnya. (nad/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: