Sepekan Ini, 52 OTG di Kaltim Terkonfirmasi Positif

Sepekan Ini, 52 OTG di Kaltim Terkonfirmasi Positif

Samarinda, DiswayKaltim.com - Perkembangan wabah COVID-19 di Kaltim sepekan terakhir sejak 3-10 Juni 2010 terlihat dinamis. Sempat terjadi penurunan data terkonfirmasi pasien positif. Tapi, baru beberapa hari terakhir lonjakan pasien terjadi lagi. Padahal, beberapa daerah sudah mulai menerapkan relaksasi menuju new normal.

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Andi Muhammad Ishak menjelaskan, peningkatan yang terjadi karena banyak orang dari luar yang masuk ke Bumi Etam. Bertujuan untuk kembali bekerja di perusahaan tempat mereka bekerja.

Manajemen perusahaan mewajibkan para pekerja ini untuk melakukan test swab. Ternyata, dari hasil uji laboratorium tersebut, hasilnya positif. “Memang mereka datang dari daerah yang penularannya besar. Seperti Jawa Timur, Makassar dan Jawa Barat,” kata Andi, Rabu (10/6).

Sebenarnya, syarat untuk melakukan penerbangan harus melampirkan hasil test swab. Namun, Andi tidak mengetahui apakah aturan tersebut sudah dilakukan atau belum. Hanya saja, sesampainya di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan dan APT Pranoto Samarinda harus kembali diuji.

Serta, syarat dari perusahaan pun lebih ketat. Sebelum pekerja tersebut kembali ke lokasi pekerjaan, harus kembali dilakukan pengujian laboratorium. Sampai sekarang, pasien yang telah dinyatakan positif dari pendatang ini sudah 23 orang.

“Itu yang paling banyak. Yang lainnya kan transmisi lokal. Seperti di Balikpapan dan Kutai Kartanegara (Kukar),” celetuknya.

Karena para pendatang ini merupakan karyawan perusahaan, sambil menunggu hasil laboratorium, perusahaan tempat mereka bekerja yang menanggung tempat karantina sementara. Sampai hasil laboratorium mereka keluar.

Kalau hasilnya positif, langsung dilakukan perawatan. Tapi, kalau ternyata hasilnya negatif, orang tersebut bisa langsung kembali bekerja. “Tapi, bisa juga, perusahaan melakukan karantina di site mereka. Memanfaatkan tempat yang ada,” celetuknya.

Hal ini dijalankan karena sudah ada kesepakatan dengan tim gugus tugas masing-masing daerah. Ketika pekerja datang, langsung dikumpulkam di site masing-masing perusahaan. Lalu, berkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota.

“Jadi nanti tergantung keputusan masing-masing daerah. Apakah dilakukan karantina di perusahaan dengan memanfaatkan mes karyawan. Atau dilakukan karantina, yang telah disiapkan oleh tim gugus tugas di daerah tersebut. Baru dilakukan swab,” bebernya.

Seperti contoh di Pemkab Kutai Kartanegara. Mereka siap untuk memfasilitasi. Asalkan, manajemen perusahaan melapor. Jadi, tim gugus tugas di daerah tersebut yang melakukan penjemputan dan melakukan karantina di tempat yang telah disediakan.

Memang penambahan kasus ini banyak dari karyawan perusahaan. Karena aturannya masih ketat. Termasuk untuk mendapatkan izin keluar daerah. “Sudah banyak yang bukan pelaku bisnis yang melakukan perjalanan keluar kota. Ya, hari ini (kemarin) buktinya ketambahan satu pasien positif dari masyarakat yang bukan pelaku bisnis,” sebutnya.

Melihat tren kasus di Kaltim sendiri, Andi menganalisa peningkatan terjadi bukan kategori pasien dalam pengawasan (PDP). Melainkan golongan orang dalam pemantauan (ODP) dan orang tanpa gejala (OTG). Kedua kategori ini menjadi berpotensi menambah kasus positif COVID-19.

Terlihat dari penyumbang pasien terkonfirmasi positif paling banyak dari kategori OTG. “Kalau penetapan OTG ini dari rapid test. Hasilnya, reaktif lalu langsung dilakukan uji swab. Hasil dari situ banyak yang positif. Malah PDP yang sekarang trennya menurun,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: