PHRI Balikpapan Mau Segera ‘Normal Baru’

PHRI Balikpapan Mau Segera ‘Normal Baru’

Balikpapan, Disway Kaltim.com - Pelaku usaha sektor pariwisata di beberapa daerah mulai melakukan persiapan menyambut dibukanya usaha dengan protokol ‘normal baru’. Di Balikpapan, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mendesak pemerintah daerah segera memberi kepastian.

Sampai kemarin, Pemerintah Kota Balikpapan belum memutuskan pemberlakuan kebijakan normal baru. Wali Kota Rizal Effendi berbicara kepada wartawan mengatakan keputusan akan diambil menunggu penghitungan R Nought (Ro) di bawah 1, seperti disyaratkan pemerintah pusat. Meski begitu, Pemkot Balikpapan tengah menyusun panduan protokol yang dibuat Kementerian Kesehatan, Kementerian Tenaga Kerja, dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
“Untuk mencapai Ro di bawah 1, masyarakat harus benar-benar menerapkan protokol COVID-19,” kata Rizal Effendi. Saat ini pemerintah Kota Balikpapan masih menerapkan penyekatan jalan pada jam yang telah ditentukan.

Melihat perkembangan ini, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan berharap pemerintah segera menerapkan kebijakan new normal. Itu dilakukan agar roda ekonomi dan bisnis bisa berputar. Mengingat ada belasan hotel terpaksa tutup beroperasi sementara dampak dari pandemi COVID-19.
“Kami mendukung pemberlakuan kebijakan new normal ini secepatnya. Perhotelan sudah menyiapkan operasional sesuai protokol kesehatan,” ungkap Ketua PHRI Balikpapan, Sahmal Ruhip. Menurutnya, masyarakat Balikpapan memiliki karakter tingkat kepatuhan sangat tinggi terhadap kebijakan yang diterapkan pemerintah. “Lihat saja cara berkendaraannya karena kesadarannya lebih tinggi. Ditambah sekarang jumlah kasus COVID-19 juga turun dan yang sembuh semakin bertambah,” Kata Sahmal, Selasa (2/6).
Sahmal mengatakan, PHRI Balikpapan akan menerapkan panduan yang dikeluarkan pemerintah dan PHRI pusat. Dalam persiapan menyambut kebijakan itu, PHRI Pusat telah memberikan arahan kepada pelaku industri hotel dan restoran untuk mencegah wabah COVID-19.
Buku panduan PHRI tersebut berisi mengenai standar minimum operasional untuk hotel dan restoran. Dimana buku tersebut mengatur dari standar kebersihan umum dan kamar, karyawan, untuk pihak ketiga, tamu hotel dan restoran, tamu kamar, food & beverage dan event.
Sahmal mengatakan panduan ini menjadi referensi dalam melakukan bisnis pengelolaan manajemen dan pelayanan kepada para tamu, karyawan dan pihak lainnya di hotel dan restoran.
Selain itu, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan juga telah mendata hotel dan restoran di Balikpapan. “Dinkes sudah minta data hotel dimana nantinya akan dilakukan penyuluhan sebelum diterapkan,” beber Sahmal Ruhip. Penyuluhan yang dilakukan Dinas Kesehatan tentunya sesuai dengan kebijakan pemerintah sesuai protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
Direktur Operasional Hotel Platinum Balikpapan, Sugianto mengungkapkan jika kebijakan baru diterapkan, hal itu akan membantu industri perhotelan dan restoran. Karena saat ini bisnis hotel sangat terpukul dari tingkat operasional yang kemudian berdampak pada karyawan.
“Selama tiga bulan terakhir okupansi hotel hanya 5-6 persen. Memang ada beberapa hotel sebagai tempat karantina, tapi jumlahnya masih kecil,” ujarnya. Berbagai strategi untuk meningkatkan okupansi juga terus dilakukan dengan memberikan promo diskon kamar dan restoran. “Kami memberikan promo all menu Dimsun untuk reservasi di Canton restoran. Promo lainnya juga ada untuk mendongkrak okupansi karena sebelum kunjungan juga turun,” imbuh Sugianto.
Hotel Platinum salah satu yang bertahan untuk tetap beroperasi dengan mengikuti protokol kesehatan COVID-19. Sugianto menyambut baik akan diterapkannya normal baru meski harus meningkatkan biaya untuk menjamin standar kesehatannya. “Selama ini Platinum telah beroperasi sesuai protokol kesehatan,” tandasnya.
Menurutnya, yang membedakan saat diterapkan normal baru adalah hotel boleh melakukan pertemuan dan tamu hotel. “Meski dibatasi sesuai protokol kesehatan dengan menjaga jarak tetapi akan menggerakkan ekonomi secara bertahap,” ujar Sugianto. Untuk itu, pihaknya berharap new normal dapat segera diberlakukan.
Baik Sahmal maupun Sugianto mengakui, kebijakan new normal belum akan banyak meningkatkan okupansi hotel. Hal itu karena saat penerapan kebijakan dilaksanakan hotel memulai dari awal. “Kita tidak bisa menentukan berapa persen okupansinya saat dilaksanakan nanti. Karena posisi hotel sekarang banyak yang tutup. Istilahnya kembali dari awal,” ujar Sahmal Ruhip.
Kemungkinan pada bulan pertama penerapan hotel akan melakukan penyesuaian dengan melihat situasi dan kondisi. Pasca libur lebaran, sudah dua hotel kembali beroperasi setelah sebelumnya tutup sementara. “Dari catatan kami ada 17 hotel tutup sementara. Yang mulai buka ada Her dan Seven Six hotel,” sebutnya. Sementara baru 2 yang buka dari 17 hotel tersebut.

Garden Restaurant Kembali Dibuka

Sementara itu manajemen Hotel Blue Sky mulai mengoperasikan kembali restorannya, pada Selasa (2/6). General Manager Blue Sky Hotel Balikpapan Novriwendi R Tamin, mengatakan pembukaan kembali restoran itu dengan menerapkan protokol kesehatan. Di depan pintu utama sudah disiapkan tempat cuci tangan dan hand sanitizer. Kemudian petugas hotel akan memeriksa suhu tubuh dengan alat termo gun. "Kami akan beri masker bila tamu yang datang tidak membawa masker," ungkapnya.
Novriwendi menjelaskan, untuk sementara waktu, Hotel Blue Sky hanya mengoperasikan satu dari empat restoran yang ada, yakni Garden Restaurant. Manajemen juga membatasi jumlah pengunjung. Jika biasanya restoran tersebut bisa menampung lebih dari 150 tamu, kini dibatasi hanya 75 tamu. Pihaknya juga sudah menyiapkan tempat duduk berjarak demi kenyamanan para tamu. "Sebenarnya hospitality dan physical distancing ini budaya sejak lama. Memang perlu kita terapkan lagi," katanya.
Selain itu, untuk menarik minat kunjungan, pihak Hotel Blue Sky akan memberi promo menarik seperti adanya diskon hingga 10 persen untuk setiap menu. "Pembukaan restoran kita dimulai pada pukul 10.00 Wita hingga 23.00 Wita," imbuhnya. Beberapa hidangan terkenal seperti suki, mantau, sop buntut, dan bebek peking, sudah bisa dinikmati, baik melalui proses pesan antar, take away, maupun layanan makan di tempat.
Segera Bertemu
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Balikpapan, Doortje Marpaung mengatakan rencana pemerintah kota Balikpapan melonggarkan industri perhotelan dan restoran tengah disusun. Pertemuan itu sebagai upaya pemerintah untuk menjaring informasi sekaligus menyampaikan kebijakan yang akan diambil dalam pemulihan ekonomi.
“Kemungkinan minggu depan ada pertemuan dengan pihak perhotelan, ekonomi kreatif dari pariwisata,” kata Doortje Marpaung. Dari data Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Balikpapan, tingkat okupansi hotel turun hingga 90 persen lebih apabila dibandingkan dengan bulan Januari dan Februari 2020.
Ia menyebutkan dalam pertemuan yang akan direncanakan minggu depan tersebut sekaligus menyusun panduan protokol bagi pariwisata dalam penerapam new normal. “Rencana Pak Wali Kota akan bertemu perhotelan sambil menyusun draftnya. Karena kami belum ada konsepnya untuk pariwisata,” tandasnya.

Doortje menambahkan pemulihan sektor pariwisata, ekonomi kreatif dan perhotelan diperlukan waktu. “Perlu promosi,” ujarnya. Disporapar juga menyusun draft SOP Kesehatan di objek wisata sebelum diberlakukan new normal.

Sejumlah Daerah Bersiap
Sejumlah daerah sudah bersiap melakukan pelonggaran aktivitas bisnis. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang, Jawa Barat, misalnya, membuka pusat perbelanjaan atau mal dan hotel di Kecamatan Jatinangor mulai Selasa (2/6). Penerapan itu dilakukans etelah sehari sebelumnya melakukan simulasi penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) atau new normal.

Dengan protokol normal baru, pelaku usaha diizinkan beroperasi dengan membatasi kapasitas kunjungan sebesar 50 persen. Simulasi menjelang pembukaan bisnis dilakukan mulai dari toko, mal sampai hotel.
Setiap pusat perbelanjaan dan hotel membuat surat pernyataan dengan pemerintah daerah. Isinya, mereka harus siap menerima sanksi apabila tidak taat dengan protokol kesehatan AKB. Setiap pusat perbelanjaan atau hotel bakal membuat gugus tugas tersendiri dalam penanganan COVID-19 saat fase AKB. Gugus tugas tersebut, bakal mengatur seluruh aktivitas pencegahan COVID-19 yang sesuai dengan protokol kesehatan, termasuk menyediakan ruang isolasi.
Selain Sumedang, Kantor Berita Antara juga melaporkan Provinsi Riau membuka dua tempat wisata, yakni Taman Wisata Alam Mayang di Kota Pekanbaru dan Pulau Cinta Teluk Jering di Kabupaten Kampar. Keduanya adalah objek wisata luar ruangan yang cukup populer di Riau.
Pembukaan tempat wisata juga dilakukan Pemerintah Kota Sabang, Banda Aceh. Pemerintah setempat telah mengizinkan untuk membuka kembali lokasi pariwisata serta pengoperasian moda transportasi laut ke Sabang, dengan berbagai persyaratan. (fey/ryn/yos)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: