Tidak Hanya BLT, Pengamat Harapkan Ada Kredit Bunga Rendah 

Tidak Hanya BLT, Pengamat Harapkan Ada Kredit Bunga Rendah 

Aji Sofyan Effendi. (Dok Disway Kaltim) Balikpapan, DiswayKaltim.com – Pemulihan ekonomi mulai digaungkan pemerintah pusat. Bahkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan atau Musrenbang 2020, sejumlah kepala daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) menyampaikan aspirasinya untuk melakukan pemulihan. Alasan pemulihan ekonomi itu muncul karena dampak pandemi COVID-19, begitu berdampak bagi kalangan usaha. Utamanya sektor transportasi, jasa dan perdagangan. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Aji Sofyan Effendi menuturkan, proses pemulihan ekonomi harus dilakukan paralel dengan mitigasi virus corona. Dalam hal ini, Kaltim sudah melakukannya. Seperti memaksimalkan pekerjaan di rumah atau work from home (WFH) dan membatasi pergerakan orang. “Semakin lama COVID-19 terjadi, semakin menguras APBD, semakin banyak PHK, pekerja yang dirumahkan, pengangguran, dan kemiskinan,” kata Aji Sofyan Effendi, Senin (11/5). Dalam menyelesaikan wabah corona jangan sampai melupakan sektor dunia usaha. Kaltim yang belum menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) saja, sudah membuat ekonomi terhambat. Tentu diperkirakan bakal lebih jatuh lagi apabila PSBB sudah terjadi. Oleh sebab itu dunia usaha jangan sampai berhenti dengan catatan tetap mengikuti protokol pencegahan COVID-19. Aji memproyeksikan jika kondisi tetap seperti yang ada sekarang. Maka pertumbuhan ekonomi Kaltim bisa jauh di bawah target 5,4 persen. Bahkan sekitar 1,5 persen sampai 2,5 persen. “Maka yang paling penting adalah dilakukan secara paralel,” ungkapnya. Pada triwulan I, perekonomian Kaltim tumbuh 1,27 persen dibanding tahun lalu pada periode yang sama atau year on year (yoy). Akan tetapi dari triwulan sebelumnya alami penurunan sebesar 0,44 persen. Karena itu, pemulihan ekonomi bisa dilakukan dari sekarang. Pemerintah pusat hingga daerah jangan hanya fokus pada pemberian bantuan langsung tunai (BLT) atau sejenisnya. Baginya, itu hanya bersifat memadamkan api. Jika airnya habis, api tetap berkobar. Artinya, apabila anggaran pemerintah hanya untuk BLT, ekonomi tetap terpuruk. Skema seperti ini yang dia lihat belum dilakukan pemerintah. “Banyak cara pemulihan ekonomi. Contohnya dengan memberikan injeksi stimulus pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta industri kecil menengah (IKN),” ulasnya. Mereka bisa bekerja sama dengan bank melalui pemberian kredit bunga rendah atau tanpa bunga. Korporasi swasta dan BUMN pun turut membantu melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) mereka. “Mending lebih fokus untuk memberdayakan ekonomi. Nah, itu jauh lebih penting,” ujarnya Aji Sofyan Effendi. Sementara itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Balikpapan mempersiapkan telah beberapa langkah upaya agar pertumbuhan ekonomi tidak turun terlalu dalam. Tiga program telah disiapkan. Yaitu, usaha mikro kecil menengah (UMKM) bangkit, bantuan sumur bor dalam klaster bawang merah dan penguatan gerakan wanita matilda (GWM). Langkah tersebut dipersiapkan agar perekonomian di Balikpapan tetap bergerak dan menekan penurunan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun 2020 hanya mencapai 1,8-2,3 persen, apabila diberlakukan pengetatan sosial selama tiga bulan. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: