Bosan Kuliah Online, Andra: Kangen Tatap Muka

Bosan Kuliah Online, Andra: Kangen Tatap Muka

Samarinda, DiswayKaltim.com - Sudah lebih sebulan, Andra Prianata Setya, mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul) menjalani kuliah online dari rumah. Hasil kebijakan kampus dalam menghadapi pandemi COVID-19. Seluruh aktivitas akademik memang dilakukan secara daring. Termasuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Andra pun mengaku, merindukan kuliah secara langsung di kelas. Namun, selama wabah corona belum mereda, hal itu tentu masih mustahil dilakukan. "Jujur sih lebih enak langsung. Percuma bayar UKT mahal-mahal kuliahnya online," kata mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi (Ilkom) ini kepada Disway Kaltim, Jumat (1/5). Ia pun menyebut, banyak kendala yang dialami selama melakukan aktivitas kuliah secara online. Mulai dari kendala jaringan, suasana yang tidak kondusif, dan aplikasi video conference yang kadang tidak mendukung. Selain itu, masing-masing dosen menggunakan aplikasi yang berbeda-beda saat melakukan kuliah online. Sehingga mahasiswa harus menyesuaikan beberapa aplikasi yang digunakan setiap dosen. Sementara, tidak semua mahasiswa memiliki fasilitas yang mumpuni. "Ada yang pakai Zoom, Discord, dan Conference Call. Saya pribadi sih tidak terlalu keberatan. Tapi beberapa teman saya, hpnya tidak mendukung. Jadi ya ribet," keluhnya. Apalagi, beredar kabar yang menyebut aplikasi Zoom memiliki sistem keamanan yang lemah dan rentan terserang hacker. Beberapa negara bahkan telah melarang penggunaan aplikasi video conference ini. Sedangkan di Unmul, mayoritas menggunakan aplikasi ini sebagai platform kuliah umum. Jika di Indonesia juga akan dilarang, tentu mahasiswa dan dosen harus mencari alternatif lain. Itu menjadi keresahan tersendiri bagi Andra. Baca Juga: Tikungan Terjal Dunia Pendidikan, Merdeka Belajar Terhambat Pandemi Namun terlepas dari itu, Andra menyebut, ada beberapa hal positif yang ia dapatkan selama kuliah daring. Pertama, efisiensi waktu. Dengan melakukan kuliah secara online, ia tak perlu menghabiskan banyak waktu untuk bersiap pergi ke kampus. "Plusnya tidak takut terlambat. Kalau ke kampus kan butuh waktu. Kalau ini, satu menit sebelum kelas gin jadi," ujarnya. Kedua, kata dia, proses belajar mengajar jadi lebih interaktif. Ia pribadi merasa lebih berani dan percaya diri untuk mengajukan pertanyaan mau pun mengungkapkan pendapat ketika kuliah online. Ketimbang, saat kuliah langsung di kelas. Pengerjaan tugas dari dosen pun jadi lebih simpel. Bisa dikerjakan di rumah dan dikirim melalui surel dosen. Di bulan puasa ini pun, proses belajar mengajar masih berlangsung. Dalam sehari, Andra biasa mengikuti satu hingga tiga kelas perkuliahan. Mekanisme jam belajar pun semakin diperketat. Jika pada awal proses kuliah online, masih diperbolehkan jam belajar yang fleksibel. Tergantung kesepakatan antara dosen dan mahasiswa. Kini, hal itu sudah tidak diperkenankan. Jam belajar harus sesuai dengan jadwal akademik yang telah ditetapkan. Memasuki semester keempat di masa studinya, Andra mengambil 23 Sistem Kredit Semester (SKS). Menjelang masa akhir semester, kemungkinan Ujian Akhir Semester (UAS) juga dilakukan secara daring. "Beberapa dosen bahkan sudah memberikan tugas untuk UAS," kata mahasiswa yang aktif sebagai anggota FISIP Pers ini. Ia pun berharap, semoga pandemi COVID 19, bisa segera berakhir. Agar aktivitas belajar mengajar bisa kembali normal dilaksanakan di kampus. Dan Andra bisa memulai semester baru dengan semangat. "Tapi kalau ternyata, semester depan masih kuliah online lagi. Ya enggak bisa apa-apa juga," pungkasnya pasrah. (krv/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: