Permintaan CPO Meningkat, Untuk Bahan Baku Produk Kesehatan

Permintaan CPO Meningkat, Untuk Bahan Baku Produk Kesehatan

Pembina Gapki Kaltim, Azmal Ridwan. (ist) Samarinda, DiswayKaltim.com - Operasional industri minyak sawit crude palm oil (CPO) tetap berjalan normal di Kaltim. Hal ini dalam rangka pemenuhan ekspor dan kebutuhan dalam negeri. Mengingat, kebutuhan akan minyak goreng sebagai salah satu bahan pokok, cukup tinggi saat Ramadan dan menjelang Idulfitri. Selain itu, produk turunan CPO berupa surfaktan sebagai bahan aktif pada sabun dan gliserin. Juga dibutuhkan untuk pembuatan hand sanitizer yang saat ini banyak diperlukan. Dalam upaya mencegah penularan COVID-19. Pembina Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Kaltim Azmal Ridwan pun mengakui ada peningkatan permintaan CPO sebagai bahan baku produk-produk kesehatan. "Ini kan bisa dilihat sebagai prospek. Siapa yang mengira, 2020 kita akan produksi sabun besar-besaran? Sehingga permintaan CPO juga meningkat," katanya kepada Disway Kaltim, di Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (27/4/2020). Walau pun disebut Azmal, peningkatan permintaan tak terjadi secara merata. Beberapa sektor juga mengalami kemunduran. Ekspor contohnya. Meski tidak sampai terjadi pembatalan, beberapa proses ekspor CPO terdampak akibat lockdown di beberapa negara. Imbas dari pandemi COVID-19. Sehingga harus melakukan penjadwalan ulang. "Ya, ada reschedule pengiriman. Contohnya, China biasanya satu tahun empat kali pengiriman. Ini bisa tiga atau dua kali pengiriman di CPO," ujarnya. Namun secara umum, industri perkebunan sawit disebut Azmal masih berjalan normal. Pabrik masih beroperasi. Dan tidak ada pengurangan tenaga kerja. Sebanyak 40 perusahaan perkebunan yang merupakan anggota Gapki Kaltim pun tetap berproduksi seperti biasa. Azmal menyebut, rata-rata pabrik CPO di Kaltim memiliki kapasitas produksi 30 ton per jam per TBS. Sehingga per hari, satu pabrik bisa mengolah 600 ton TBS per 20 jam. Harga jual CPO pun disebut Azmal masih stabil di angka Rp 7 ribu hingga Rp 7.200 per kilogram. Dengan distribusi pengiriman ke Pulau Jawa, seperti Jakarta dan Surabaya. "Alhamdulillah, meski di tengah COVID-19, tidak terlalu berdampak signifikan. Ada reschedule, tapi ada juga peningkatan permintaan untuk bahan kesehatan," ungkapnya. Azmal pun memastikan meski tetap beroperasi, perusahaan tetap memperhatikan SOP kesehatan dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Kegiatan pokok dalam sistem produksi minyak sawit, baik di kebun mau pun pabrik tetap memperhatikan jarak aman. Selain itu, pelaksanaan pekerjaan baik di kebun dan pabrik telah menerapkan protokol pencegahan COVID-19. (krv/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: