Rapid Test Tidak Dilakukan Sembarangan
dr Osa memberikan keterangan pers melalui video conference, Senin (20/4). Samarinda,DiswayKaltim.com - Dinas kesehatan (Diskes) Samarinda membantah adanya informasi dilakukan rapid test untuk masyarakat umum. Penanganan untuk masyarakat difokuskan pada tempat yang sudah ditentukan. Rapid test sendiri hanya dilakukan sesuai kriteria kedaruratan yang ditetapan oleh Diskes. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Kabid P2P Diskes) Samarinda Dr Osa, Senin (20/4). Ia menyampaikan saat ini Samarinda sedang memasuki fase puncak penyebaran COVID-19. Ia melanjutkan kapasitas kamar isolasi Rumah Sakit Provinsi Abdoel Wahab Syahranie (RSUD AWS) dan Rumah Sakit Daerah IA Moeis sudah penuh. "Pemerintah Kota Samarinda mempersiapkan Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) sebagai RS Karantina Covid-19 dengan kapasitas 40 tempat tidur dan dapat di optimasi menjadi 80 tempat tidur," ungkapnya. Lebih lanjut, kata dr Osa, RS Karantina COVID-19 memang bersifat darurat. Tapi fasilitas RS sudah cukup mumpuni. Serta ditunjang dengan tenaga kesehatan seperti dokter, perawat dan penunjang medik lainnya. "Untuk sementara dokter 4 orang, paramedis 8 orang, analis 4 orang, kesling/sanitarian 8 orang, cleaning service 6 orang, driver 4 orang, serta keamanan 6 orang," jelasnya. Ia juga mengimbau agar masyarakat terus menerapkan physical distancing dan tetap di rumah saja untuk menjaga agar angka warga samarinda yang terinfeksi Covid-19 tetap terjaga sesuai kapasitas rumah sakit dan tenaga medis. "Kita juga meminta bantuan kepada media untuk terus mengimbau dan menyampaikan berita kepada masyarakat agar selalu melakukan aktivitas di rumah saja, tidak kumpul-kumpul. Semuanya tentu untuk menekan kurva penyebaran Corona di wilayah Samarinda," pungkasnya. (M4/boy) Baca juga: Samarinda Masuk Zona Merah, Sebulan 80 Orang Terjangkit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: