Terapkan Belanja Daring di Pasar Tradisional Balikpapan

Terapkan Belanja Daring di Pasar Tradisional Balikpapan

Ilustrasi pasar tradisional. (Antara Foto) -- Balikpapan, diswaykaltim – Kunjungan warga ke pasar tradisional menurun. Ini terjadi sejak beberapa pekan belakangan. Dinas Perdagangan (Disdag) Balikapapn menginisiasi jual beli dilakukan secara daring. Kepala Disdag Balikpapan Arzaedi Rachman mengaku telah berkoordinasi dengan masing-masing kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT). Untuk mengumpulkan informasi dan mendata para pedagang agar bisa berimprovisasi mengatasi masalah ini. "Kami sudah kumpulkan kepala UPT di masing-masing pasar. Para pedagang antusias sekali dengan cara belanja online ini," kata Arzaedi, baru-baru ini. Dijelaskannya, sejak pasar sepi, para pedagang di pasar tradisional memutar otak bagaimana supaya dagangannya tetap laku. Ternyata sebagian besar para pedagang sudah melakukan sistem jual beli online. Mereka secara pribadi membagikan nomor telepon kepada para pelanggan. Kemudian menyiapkan kurir untuk mengantarkan pesanan ke warga. Namun, setelah adanya inisiatif Disdag yang memfasilitasi belanja online ini, mereka lebih semangat bergotong royong memenuhi kebutuhan pasar. Arzaedi mencontohkan, pedagang ikan yang kehabisan stok bisa berkoordinasi dengan pedagang ikan lainnya untuk memenuhi kebutuhan warga. Begitu juga dengan pedagang sayur, telur, daging, dan lainnya. "Program ini bukan hanya berlangsung selama ada wabah. Ini akan berlanjut terus sampai ke depan," ujarnya. Melalui program belanja online ini, kata ia, tidak hanya mendukung pemerintah dalam physical distancing, namun juga bisa mengurai kepadatan lalu lintas di sekitar pasar. Karena selama ini masalah yang terjadi, banyak pedagang yang menumpuk barang sampai trotoar maupun ruas jalan. Sehingga menimbulkan kepadatan baik dari pengunjung maupun pengendara yang melintas. Hal itu terjadi di setiap pasar. "Ini jadi solusi terbaik. Bisa mencakup semuanya termasuk tentang kebersihan pasar," ungkapnya. Ke depan, lanjut Arzaedi, persaingan pasar akan semakin ketat. Ia mengingatkan pedagang agar lebih kreatif. Tidak hanya dengan mengandalkan teknologi yang tepat guna, tapi juga dituntut bisa memproduksi atau menggunakan kemasan higienis. "Mau tidak mau kemasan itu juga salah satu daya tarik. Pedagang harus menjamin kemasan yang diterima konsumen bersih dari kuman dan virus," ucapnya. Arzaedi menerangkan, rencana pembangunan pasar induk di Balikpapan yang masuk dalam renstra Disdag tahun depan. Menurutnya, pilihan pembangunan pasar induk harus melihat dari manfaat dan kebutuhan. Segala sesuatu mengenai pembangunan yang dilakukan pemerintahan harus melalui tahap kajian. Dalam kajian itu nanti dinilai, apakah cukup satu atau dua pasar induk yang berbeda. "Tidak serta merta kami tunjuk di Barat atau Timur," pungkasnya. (ryn/hdd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: