Baru Dua Maskapai Beroperasi

Baru Dua Maskapai Beroperasi

“Lagi-lagi persoalannya, karena Pemda tidak punya kewenanangan itu,” ucapnya.
Kemdian, usaha pemerintah daerah akan percuma kalau hanya melakukan penghentian aktivitas penerbangan niaga, sementara jalur darat tetap boleh melintas. Hal itu hanya memindah penumpang dari yang semula naik pesawat menjadi naik transportasi darat.

Padahal yang perlu dilakukan adalah membatasi akses. Agar tidak ada warga yang keluar Berau ataupun datang, dapat membawa virus.
“Percuma pemda buat aturan yang dasar hukumnya tidak ada, sebab kalau orang tidak mau patuhi juga tidak ada sanksi atau apapun yang bisa membuat orang untuk patuh,” ujarnya.

Walaupun dihantui kekhawatiran dengan masuknya orang ke Berau melalui jalur udara, menurutnya para penumpang pewasat itu juga tidak akan sembarangan. Dirinya mencontohkan, bagi warga yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) atau Orang Dalam Pemantauan (ODP), jangankan naik pesawat beraktivitas di luar rumah saja tidak diperkenankan. Selain itu, pemeriksaan di bandara juga sudah sangat ketat jadi tidak perlu khawatir.

Jika pada akhirnya nanti ketika telah tiba di Berau, baru mengalami gejala, tim pemeriksa kesehatan di Bandara Kalimarau akan langsung meminta penumpang tersebut dikarantina.

“Mau tidak mau si penumpang itu harus mematuhi itu. Mereka juga tidak diperkenankan pulang ke rumah sebelum melewati masa karantina 14 hari. Jadi yang mau saya tegaskan warga jangan khawatir soal pintu masuk melalui jalur darat ataupun udara,” tandasnya.

Penjagaan Muara Pantai Masih Ketat

Penjagaan pintu masuk melalui jalur laut masih terus diperketat. Hal itu diutarakan Koordinator Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Redeb, Sianovember Pasaribu, Rabu (15/4).

“Masih belum ada instruksi untuk mengurangi intensitas penjagaan,” ujarnya kepada Disway Berau.
Saat ini, pihaknya masih menugaskan dua personel di muara pantai untuk melakukan pengecekan kesehatan anak buah kapal (ABK).

“Dua orang masih siaga di sana,” katanya.

Setiap orang yang ada di kapal akan menjalani pemeriksaan secara intensif dengan menggunakan alat yang dimiliki oleh petugas KKP. Kemudian, jika dinyatakan sehat, maka akan diberikan kartu kewaspadaan.

“Jadi memang semuanya dicek. Mulai dari orang di kapal dan orang yang mau naik ke kapal. Kami pun sebelum naik ke kapal harus dicek juga,” ungkapnya.

Bukan hanya orang, seluruh bagian kapal juga dilakukan sterilisasi dengan cara menyemprotkan cairan antiseptik. Bagian kapal yang menjadi perhatian oleh KKP adalah, ruang nahkoda, dapur, kabin dan lokasi yang biasa disinggahi oleh tamu kapal.
“Jadi mulai tangga kapal sampai dapur juga disemprot cairan,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Kantor Urusan Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas II Tanjung Redeb, Arifai mengatakan, pihaknya juga menerapkan sesuai aturan yang telah diterbitkan oleh pemerintah. Terkhusus bagi kapal barang yang mengangkut logistik hingga masuk ke Tanjung Redeb.

“Kami bekerja sesuai instruksi, ada dua kali pemeriksaan yang dikakukan. Yakni di muara pantai oleh petugas KKP dan sesampainya di pelabuhan,” katanya.

Selain itu, dirinya memastikan bahwa sesampainya kapal di pelabuhan, seluruh ABK tidak ada yang meninggalkan kapal. Karena kapal harus selalu dipantau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: