Orderan Sepi, Banting Setir Produksi Masker 

Orderan Sepi, Banting Setir Produksi Masker 

Proses pemotongan pola masker menggunakan mesin laser. Dengan teknologi ini dalam sehari mampu menghasilkan 12 ribu pcs masker. (ist) Samarinda, DiswayKaltim.com - Meningkatnya kebutuhan masker sebagai upaya menghindari penyebaran COVID -19, dimanfaatkan para pelaku usaha sebagai peluang bisnis baru. Beberapa usaha konveksi di Samarinda sudah mulai memproduksi masker untuk dijual. Namun ternyata tak hanya konveksi. Usaha percetakan pun kini beralih ke bisnis produksi masker. Adalah Dokter Printing di Jalan Wahid Hasyim 2 Sempaja Samarinda. Masker yang mereka produksi adalah masker scuba. "Baru satu minggu ini kita produksi. Alhamdulillah, animo masyarakat luar biasa," kata Mohammad Bahzar, Owner Dokter Printing kepada Disway Kaltim, Minggu (12/4). Masker dengan bahan baku kain scuba ini diproduksi tanpa jahitan menggunakan mesin cutting laser. Sebuah teknologi mesin yang menggunakan laser untuk memotong dan mengukir sebuah benda atau material tertentu. Mesin cutting laser biasanya digunakan untuk pekerjaan yang bersifat kreatif. Seperti suvenir atau merchandise yang terbuat dari acrylic, marmer, kaca, kayu, kertas, karet stempel, kulit sintetis dan lainnya. Bahzar menyebut inisiasi awal untuk memproduksi masker adalah bentuk dukungan terhadap pemerintah. Akan imbauan wajib menggunakan masker bagi masyarakat yang beraktivitas ke luar rumah. Pertimbangan memproduksi masker dengan bahan baku kain scuba pun dipilih karena lebih efisien dan bisa dicuci dan digunakan berulang kali. "Pertimbangan kecepatan produksi juga, karena tidak perlu dijahit," katanya. Dalam sehari mereka mampu memproduksi hingga 12 ribu masker kain scuba. Dengan kebutuhan bahan baku 3-4 gulung kain scuba ukuran 25 meter. Masker scuba ini dijual dengan harga yang relatif murah, yakni Rp 4 ribu. Bahkan sebelumnya, ia hanya menjual seharga Rp 2.500. Namun karena harga bahan baku yang meningkat. Ia pun menaikkan harga jualnya. "Kalau anak kecil yang beli, kita kasih Rp 10 ribu dapat 3 pcs," ujar dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unmul ini. Masker ini telah didistribusikan hingga ke luar daerah. Seperti Surabaya, Medan, dan Jakarta. Pembelinya tak hanya para konsumen pribadi. Namun juga para pengusaha yang membeli untuk dipasarkan kembali dengan harga jual yang lebih kompetitif. “Ini hasil kreatif karyawan juga sebenarnya daripada mereka menganggur karena sepinya order di masa corona ini. Namun ternyata mendapat sambutan luar biasa," tandasnya. Dalam proses produksi Bahzar dibantu oleh 6 karyawan. "Sehingga membuat kami bersemangat untuk meneruskan memproduksi, mudah-mudahan dapat membantu di saat kelangkaan masker sekarang ini," sambungnya. Permintaan akan masker scuba pun dikatakan Bahzar terus meningkat. Ia juga banyak menerima pesanan dari dalam daerah seperti Kutai Barat, dan Penajam.  Bahkan, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang telah memesan 10 ribu pcs masker scuba buatannya. Ia pun sempat kewalahan, karena harga bahan baku kain scuba yang meningkat. Belum lagi proses pengiriman dari Surabaya yang terhambat karena dampak karantina wilayah. Namun ia tetap optimistis, proses produksi akan sesuai target. "Kita akan tingkatkan produksi jadi 7 ribu pcs per 12 jam. Jadi sehari bisa produksi 14 ribu per pcs," pungkasnya. Selain masker, ia juga berencana untuk memproduksi Alat Pelindung diri (APD). Untuk membantu memenuhi kebutuhan para tenaga medis. (krv/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: