Dampak Positif dan Negatif Jika Kaltim Jadi Ibu Kota Negara
Apriadi Djamhurie Gani. (istimewa)
Samarinda, DiswayKaltim.com – Upaya menjadikan Kaltim sebagai ibu kota negara terus diperjuangkan. Lantas bagaimana dampak positif dan negatif bagi Benua Etam jika jadi ibu kota negara?
Dewan Pakar Perkhidmatan Rakyat Kalimantan Timur (PRKT) Apriadi Djamhurie Gani menuturkan, dampak positif bagi Kaltim adalah adanya pemerataan ekonomi dan percepatan pembangunan. Mengurangi kesenjangan antar Jawa dan luar Jawa. Infrastruktur Kaltim bakal meningkat tajam. Arus perdagangan dalam ibu kota negara dan antar provinsi akan naik 50 persen.
“Investasi akan naik, terutama sektor jasa,” papar dia.
Apriadi menyebut, akan terjadi perputaran Rp 322-466 triliun dan sekitar 1,5 juta orang berpindah. Ini artinya, kata dia, perlu banyak hunian. “Kesempatan terbaik bagi Kaltim yakni mengembalikan sumbangsih Rp 300-600 triliun per tahun selama 80 tahun kembali ke Benua Etam. Ini jauh lebih besar dari DBH,” ulas dia.
Namun adapula dampak negatif jika Kaltim jadi ibu kota negara. Apriadi menjelaskan, terjadi inflasi sekitar 0,2 persen dan secara nasional naik di atas 3,3 persen. Disusul dengan banyaknya spekulan tanah yang menyebabkan sulitnya masyarakat membeli lahan di Kaltim.
Belum lagi muncul kecemasan misalnya memindahkan masalah Jakarta ke Kaltim. Banjir, macet, konflik lahan, dan masalah sosial lainnya. “Adapula kecemasan penduduk lokal akan tergusur,” ulas Apriadi. (hdd/dah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: