Kampus yang Terapkan Kuliah Online (2): Mahasiswa Lebih Interaktif 

Kampus yang Terapkan Kuliah Online (2): Mahasiswa Lebih Interaktif 

Annisa Wahyuni Arsyad sedang asyik menjelaskan materi di depan 42 mahasiswanya. Melalui kanal aplikasi video konferensi, Zoom. Saat itu, sekitar pukul 11.00 Wita, di rumahnya.  Jalan Adam Malik Perumahan Citra Griya, Samarinda.  Oleh: Khajjar Rohmah, Samarinda. SEPERTI itulah suasana Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa di Universitas Mulawarman (Unmul). Selama masa social distancing, karena wabah COVID-19 ini. “Iya sudah beralih ke sistem daring (dalam jaringan, Red.) kuliahnya. Sejak pertengahan Maret kemarin,” kata Icha - sapaan akrabnya, kepada Disway Kaltim, Kamis (2/4). Ia yang masih mengenakan setelan mengajar, baru saja selesai memberikan mata kuliah Corporate Social Responsibility (CSR) Community Development kepada mahasiswanya secara daring. Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi (Ilkom) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Unmul ini menyebut, awalnya ia sempat ragu dengan sistem pembelajaran daring. Karena ia pribadi mengaku, tidak terlalu aktif melakukan interaksi dunia maya. “Saya kan enggak suka video call ya, tapi mau tidak mau ya harus menyesuaikan,” sambungnya. Tapi ternyata, seiring berjalannya waktu, ia justru menikmati kuliah sistem online seperti ini. Bahkan mahasiswanya, jadi lebih interaktif dibandingkan saat pembelajaran langsung di dalam kelas. Icha menyebut, kuliah sistem daring, memang lebih santai. Tidak seperti pembelajaran di dalam kelas, yang terkesan kaku dan serius. Jam mengajar pun jadi lebih fleksibel. Tidak terpaku pada jam kantor. Bahkan tak jarang, kuliah dilakukan di malam hari. Tergantung kesepakatan bersama antara dosen dan mahasiswa. Dalam seminggu, Icha mengaku bisa mengajar kurang lebih delapan kelas. “Karena semester ini, saya pegang empat mata kuliah. CSR Community Development, Lobby dan Negosiasi, Psikologi Komunikasi, dan Manajemen Komunikasi,” sebutnya. Namun, kuliah sistem daring bukan tanpa kendala. Beberapa bahan ajarnya memerlukan praktik tatap muka. Yang tidak bisa difasilitasi oleh sistem daring. Sehingga Icha pun harus berpikir keras, pola apa yang bisa menjadi alternatif pembelajaran. Menggantikan praktik langsung. “Biasanya praktik dalam bentuk role play kasus. Sekarang kan jadi bingung. Mereka harus ketemu. Bikin video juga harus ketemu. Jadi saya, pikirkan dulu polanya bagaimana,” jelas alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini. Hal lain yang menjadi kendala, dalam proses pembelajaran daring adalah kualitas jaringan internet yang kadang tak stabil. Tak jarang ketika kuliah berlangsung, tiba-tiba internet mati. Atau suasana yang tidak kondusif karena mahasiswa berada di rumah masing-masing. “Kadang lagi ngomong terputus, suaranya hilang, masalah koneksi jaringan yang gak stabil, system down. Macam-macam lah,” keluhnya. Alasan ini juga kerap dijadikan alibi mahasiswa untuk tidak mengikuti perkuliahan. Mengatasi hal tersebut, biasanya Icha memberikan batas absen kehadiran yang lebih panjang. Minimal 4 jam sebelum kelas di mulai. Mahasiwa bisa melakukan absensi kehadiran di akun Mulawarman Online Learning System (MOLS). Absensi kehadiran tersebut akan langsung terkoneksi ke Sistem Informasi Akademik (SIA) Unmul. Sehingga kehadiran mahasiwa dalam perkuliahan langsung terdata. Selain KBM, proses bimbingan dan tugas akhir mahasiswa juga full dilakukan secara online. Icha biasanya melakukan bimbingan pada mahasiswanya melalui email. Sedangkan untuk sidang ujian skripsi dilakukan melalui video conference. Karena sejak 25 Maret hingga 30 April mendatang, Unmul menerapkan lockdown total di kampus. Seluruh aktivitas akademik, dialihkan dari rumah masing-masing. Termasuk sidang tugas akhir mahasiswa yang juga dialihkan ke sistem daring. “Awalnya kan masih sempat ada sidang seminar di kampus. Sekarang sudah enggak ada lagi. Di FISIP semuanya begitu,” terangnya. Icha pun berharap semoga kondisi COVID-19 bisa segera berakhir. Dan semua aktivitas pembelajaran di kampus bisa kembali berjalan normal. Namun, Icha tak menutup kemungkinan, ketika aktivitas pembelajaran di kampus sudah di mulai. Pembelajaran sistem daring tetap bisa menjadi salah satu alternatif. “Bisa jadi pertimbangan ke depan, dalam case tertentu, kita bisa membuka diskusi online. Apalagi di era 4.0 ini pembelajaran daring harus tetap dioptimalkan,” pungkasnya. (dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: