Setelah Satu Orang Meninggal, Pemerintah Pantau Jamaah ‘Ijtima

Setelah Satu Orang Meninggal, Pemerintah Pantau Jamaah ‘Ijtima

Penguburan seorang jamaah dari Balikpapan. Sebelumnya, ia mengikuti ‘ijtima dunia di Kabupaten Gowa. Belakangan, almarhum terinfeksi virus corona hingga meninggal dunia. (Istimewa) Kukar, DiswayKaltim.com - Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kukar tengah konsen mencegah penularan COVID-19 dari kluster Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Khususnya jamaah yang mengadakan perkumpulan (‘ijtima) dunia di Gowa. Langkah itu diambil setelah satu pasien positif COVID-19 asal Banjarmasin meninggal dunia di RS Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan, Minggu (29/3/2020). Ia menjadi pasien pertama dari Kaltim yang meninggal dunia dari kluster Gowa. Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kukar Martina Yulianti mengaku akan melakukan penguatan di sistem penjagaan setiap kecamatan di Kukar. Dengan membangun kerja sama lintas sektoral di tingkat kecamatan. “Bersama-sama menjaga dari pendatang yang masuk. Terutama yang terkait erat terhadap kluster Gowa,” jelas Martina Yulianti beberapa waktu lalu. Kata dia, banyak pasien yang positif corona di Balikpapan berasal dari kluster tersebut. Sehingga orang-orang yang telah melakukan kegiatan di Kabupaten Gowa dipantau oleh seluruh Puskesmas di Kukar. “Jika tidak mau kooperatif dengan isolasi mandiri, maka (yang) bersangkutan harus kita tempatkan di wisma atlet. Agar tidak membahayakan orang lain,” tegas Martina. Diketahui, saat ini sudah ada beberapa kluster yang sedang dipantau oleh Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kukar. Sebelumnya terdapat kasus positif COVID-19 yang ditemukan dari kluster seminar keagamaan di Bogor dan kluster pertemuan KPU di Jakarta. Sementara itu, kasus Orang Dalam Pengawasan (ODP) wabah COVID-19 di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus meningkat. Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) PPU Arnold Wayong menyebut, sebagian besar dari 19 kasus OPD baru berasal dari dari jamaah ‘ijtima dunia di Gowa. “Terjadi penambahan dari sebelumnya yang berjumlah 88 kasus ke 107 kasus. Itu cukup banyak. Karena terus kita tracking yang pulang dari Gowa,” katanya, Senin kemarin. Dari 107 orang itu, terdiri dari Kecamatan Penajam 52 kasus, Kecamatan Waru 3 kasus, Kecamatan Babulu 40 kasus, dan Kecamatan Sepaku 12 kasus. Kendati begitu, Arnold enggan menyebutkan jumlah pasti. Pun di wilayah mana saja peserta jamaah asal Gowa tersebut. Adapun peserta yang terlacak tersebut didapatkan dari hasil laporan pribadi. “Tapi sedikit. Kebanyakan kita lacak,” jelasnya. Diperkirakan jumlah peserta ‘ijtima di Gowa dari warga PPU mencapai sekira 60 orang. “Data sementara yang ada di kita ada sekira 20-an. Kemungkinan itu belum semuanya. Sebab datangnya juga tidak bersamaan. Periodik,” tambah Arnold. Selain itu, pihaknya terus menelusurinya melalui petugas Puskesmas. “Agar dapat diketahui jika ada gejalan, flu, batuk, sesak untuk segera ditangani. Agar tidak kecolongan,” tegasnya. Ia menyebut, belum ada kasus Pasien Dalam Penanganan (PDP) di Kabupaten PPU. Sementara orang yang selesai pemantauannya dan terkonfirmasi negatif sebanyak 20 orang. Terdiri dari Kecamatan Penajam 13 kasus, Kecamatan Waru 1 kasus, Kecamatan Babulu 4 kasus, serta Kecamatan Sepaku 2 kasus. (RSy/mrf/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: