Akademisi: Pembangunan Flyover Balikpapan Sudah Tepat
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Balikpapan (Uniba) Didik Hadiyatno. (dok) -- Balikpapan, diswaykaltim - Rencana pembangunan flyover di Muara Rapak dan simpangan tugu beruang madu terus bergulir. Pro dan kontra mencuat atas usulan tersebut. Proyek yang rencananya dilaksanakan tahun depan itu akan menggunakan APBN. Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Balikpapan (Uniba) Didik Hadiyatno menilai, usulan dua proyek flyover itu sangat baik untuk memecah kepadatan di dua titik kemacetan di Kota Minyak. Namun kata ia, harus disesuaikan dengan kemampuan anggaran. Serta memerhatikan skala prioritas dan kebutuhan infrastrukur. Diketahui, berdasarkan detail engineering design (DED) pada 2014 lalu, pembangunan flyover Muara Rapak rencananya memakan biaya Rp 200 miliar. "Pembangunan flyover untuk tahun depan sudah tepat. Begitu juga proyek normalisasi Sungai Ampal," ujarnya, Kamis (26/3). Sebagai akademisi, Didik menilai saat ini Balikpapan memerlukan laboratorium umum yang dapat diakses setiap pelajar dan mahasiswa. Untuk meningkatkan skill dan memberi pengalaman praktikum kepada generasi muda. Ia mencontohkan, laboratorium kimia yang meliputi pelajaran kimia dasar, kimia anorganik dan organik, biokimia, tentu memerlukan banyak peralatan khusus. Begitu juga dengan laboratorium fisika atau laboratorium komputer. Menurutnya, saat ini tidak semua sekolah dan perguruan tinggi dilengkapi fasilitas praktikum. Padahal laboratorium memiliki peran vital menunjang pendidikan, penelitian dan pengabdian di masyarakat. Dengan adanya laboratorium umum, maka bisa menjadi wadah warga Kota Minyak agar berpartisipasi dalam membentuk sikap ilmiah dan lebih terbuka dengan isu-isu yang akan dihadapi di masa mendatang. Ia menyebut, perlu adanya regulasi dari pemkot sebagai pengelola. "Di sekolah atau perguruan tinggi memang ada laboratorium. Tapi perlu ditingkatkan lagi," ujarnya. Dirinya mencontohkan, selama ini Uniba memiliki laboratorium bahasa, laboratorium teknik mesin sipil elektro, dan laboratorium komputer. Penggunaannya terbatas untuk mahasiswa. "Tiap sekolah memang sangat perlu laboratorium, terutama SMK," pungkasnya. Menurut Ketua DPRD Balikpapan Abdulloh, dua titik kepadatan itu masih perlu kajian mendalam. Begitu juga dengan detail engineering detail (DED) flyover yang dibuat sejak 2014. Sudah tidak bisa dijadikan acuan untuk RAB tahun depan. “Musrenbang itu merangkum semua usulan. Kami sesuaikan lagi dengan kemampuan anggaran. Menurut saya flyover itu bukan prioritas,” ujarnya, Rabu (25/3). (ryn/hdd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: