Perketat Keluar Masuk Penumpang, APT Pranoto Pasang VCR Pertama di Indonesia
Salah satu langkah mencegah menyebarnya COVID-19, pihak bandara APT Pranoto mulai menerapkan SOP ketat. (Humas APT Pranoto) Samarinda, DiswayKaltim.com - APT Pranoto Samarinda semakin ketat lakukan pengawasan keluar masuk bandara buntut semakin meluasnya penyebaran COVID-19. Mulai dari melengkapi fasilitas sterilisasi hingga membagikan Health Alert Card (HAC). Sebagai contoh hand sanitizer diletakkan di 13 titik. Penerapan social distancing juga diberlakukan pada antrean. Dimmana jarak antrean minimum adala satu meter. Selain itu kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda pun membagikan Health Alert Card (HAC) atau kartu kewaspadaan kesehatan. Kartu tersebut nantinya harus diisi oleh penumpang dari daerah paling banyak terinfeksi COVID-19. Seperti, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Bali. Termasuk Makassar. Kepala Bandara APT Pranoto Samarinda Dodi Dharma Cahyadi mengatakan, HAC dilakukan untuk pendataan medik. Agar dapat membantu pemerintah dan tenaga medis mengantisipasi penyebaran virus tersebut. Jadi, riwayat perjalanannya dapat diketahui melalui kartu itu. Nantinya, penumpang harus menyimpan kartu tersebut selama 14 hari. Tapi, jika dalam rentan waktu tersebut terjadi keluhan, mereka harus memberikan kartu tersebut kepada petugas kesehatan. “Ini upaya peningkatan pemeriksaan kepada setiap penumpang sebagai upaya pencegahan masuknya Virus Corona Ke Kaltim. Juga, sebagai fungsi tracking histori perjalanan penumpang kemungkian pernah mengalami contact dgn carrier virus Corona,” jelasnya. Ia pun meminta agar penumpang yang merasakan gejala Covid-19 harus segera melapor ke call canter 112 atau ke fasilitas kesehatan di kota masing-masing. Selanjutnya, tim medis akan melakukan pemeriksaan kepada pasiet yang bersangkutan. Penanganan lainnya adalah menyediakan virus removal chamber (VRC). Yakni ruangan portabel untuk menyemprotkan cairan disinfektan. Pemakainnya bisa menggunakan timer atau waktu. Setelah itu cairan akan disiramkan secara merata. “Kita bisa mengurangi dan tangkal virus dari sistem penyemprotan alat tersebut. Kami siapkan alatnya, sebab belum ada bandara-bandara di Indonersia pakai alat ini,” sebutnya. (mic/boy)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: