Satu Orang Positif Corona “Impor” dari Jepang

Satu Orang Positif Corona “Impor” dari Jepang

Plt Dinas Kesehatan Kaltim Andi M Ishak. (Michael/Disway Kaltim) Samarinda, DiswayKaltim.com- Satu warga Balikpapan yang Jumat (20/3) ini ditetapkan positif COVID-19 tidak masuk klaster Bogor. Ia diketahui baru saja pulang dari Jepang, Kamis (5/3). Kemudian mengalami demam, batuk dan sakit tenggorokan. Barulah pada Minggu (8/3)nya, ia memeriksakan diri ke RS Pertamina Balikpapan. Saat itu, dari rumah sakit tersebut hanya memberi terapi. Dua hari kemudian penderita kembali lagi ke rumah sakit untuk melakukan kontrol karena penyakit diabetes mellitus (DM). Selanjutnya dilakukan foto thorax. Dari hasil tersebut, pasien diduga pneumonia kanan. Pihak rumah sakit akhirnya melakukan pengambilan specimen sebanyak dua kali. Hari ini (20/3) hasilnya dikirim dari Balitbangkes dengan hasil positif. Saat ini, dia sedang dirawat di ruang isolasi RS Pertamina Balikpapan. Kondisi hampir serupa pun dialami oleh pasien berusia 34 tahun di RSKD Balikpapan. Pasien perempuan berusia 36 tahun. Saat ini tengah dirawat di RSUD AM Perkesit Kutai Kartanegara (Kukar). Keduanya barusan saja balik dari Jakarta Selatan. Hanya saja, di waktu yang berbeda. Jumat (13/3) di tempat yang berbeda, keduanya merasakan gejala yang sama. Yaitu demam, batuk dan sakit tenggorokan. Lalu mendatangi rumah sakit di kota mereka masing-masing. “Di rumah sakit, mereka diambil specimen dan dikirim ke Balitbangkes. Semuanya, hari ini hasilnya keluar bersamaan. Dan hasilnya dinyatakan positif. Kondisinya keenam pasien tersebut sedang diisolasi di tiga rumah sakit,” terang Plt Dinas Kesehatan Kaltim Andi M Ishak. Sementara itu, Andi mengungkapkan, pasien yang sebelumnya berstatus PDP di RSUD Abdul Wahab Syahranie (AWS) Samarinda, yang memiliki kaitan kekeluargaan dengan pasien positif Kaltim 01 di Samarinda, saat ini sudah dinyatakan negatif. Tapi, di Kota Tepian sendiri PDP bertambah menjadi lima orang. “Dua yang kemarin dari hasil dua kali pengecekan laboratorium dinyatakan negatif. Sementara, di RSUD AWS bertambah lima orang. Sebelumnya berstatus ODP. Naik menjadi PDP. Saat ini, mereka sudah diisolasi,” bebernya. Ia membeberkan, untuk sementara alat pelindung diri (APD) di RS AWS Samarinda masih tercukupi. Dalam kasus ini, menggunakan APBD Kaltim untuk pembelian APD. “Kami punya uang untuk membeli APD. Tapi, kalau tidak ada persediaannya bagaimana,” imbuhnya. (mic/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: