Sebaiknya Dibuka, Pasien Positif Bertambah Dua Orang
Menderita COVID-19 bukanlah aib. Melihat pola penularannya, bisa terkena pada siapa saja. Bahkan kalangan religius sekali pun. Justru penderita positif Kaltim 01 diketahui karena kesadaran sendiri. Ia melapor karena tahu pernah kontak dengan penderita positif lainnya. Bayangkan kalau penderitanya tidak tahu mengidap COVID-19. Bukannya lebih baik identitasnya dibuka? -------------- ADA dua acara berbeda. Dalam waktu yang hampir bersamaan. Di Bogor, Jawa Barat. Antara 25 Februari hingga 29 Februari. Penderita positif COVID-19, Kaltim 01, ternyata mengikuti seminar anti riba. Seperti yang diinformasikan Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Andi M Ishak, di Jalan Abdul Wahab Syahranie, Samarinda, Kamis (19/2). Sebelumnya, diberitakan Kaltim 01 mengikuti rangkaian kegiatan rapat majelis sinode GPIB. Yang juga kegiatannya di Bogor. Yang pesertanya ditemukan positif juga di Bandar Lampung. Dilaporkan oleh anaknya sendiri. Dibuka pula identitasnya. Seperti yang dilansir Kumparan. Penderita COVID-19 bagaikan lomba lari estapet. Pemegang tongkat satu berlari, kemudian diserahkan kepada pemegang tongkat berikutnya. Hanya saja dalam hal COVID-19, tongkatnya bisa beranak pinak. Pemegang tongkat tidak hanya diserahkan kepada satu orang. Bisa ke banyak orang yang ditemuinya. Tapi mudah ditelusuri. Asalkan mau terbuka. Kamis, kemarin, pasien positif mengidap COVID-19 yang ditemukan bertambah dua. Jadi tiga penderita positif di Kaltim. Yaitu teridentifikasi warga Kutai Kartanegara (Kukar) dan warga Balikpapan. Keduanya merupakan PDP yang statusnya naik. Setelah keluarnya hasil uji dari Laboratorium Kemenkes RI. Yang di Kukar, sebut saja pasien Kaltim 02, seorang perempuan berusia 29 tahun. Dia menghadiri rapat sinode Gereja GPIB se-Indonesia di Bogor. Dia kini dirawat di RSUD Aji Muhammad Parikesit Tenggarong pada Jumat (13/3). Pasien tersebut berdomisili di Kutai Timur (Kutim). Perempuan Kaltim 02 berangkat ke Bogor Senin 23 Februari. Mengikuti rangkaian rapat tahunan gereja. Dia sempat melakukan perjalanan ke Jakarta hari Sabtu (29/2). Lalu, balik ke Kutim pada Rabu (4/3). Dari informasi yang dihimpun Disway Kaltim, untuk kegiatan Rapat Sinode tahunan GPIB, setiap gereja masing-masing mendelegasikan dua orang untuk berangkat ke Bogor. Menghadiri rapat rutin tahunan tersebut. Sementara pasien positif di Balikpapan, Kaltim 03. Ini masih berkaitan dengan pasien Kaltim 01 di Samarinda. Seorang perempuan yang diisolasi bersama ibu dan anaknya. Sama. Kaltim 03 ini menghadiri seminar anti riba di Bogor. Berkaitan dengan pasien positif COVID-19 yang meninggal di Solo. Kaltim 03 di Balikpapan merupakan pasien laki-laki. Berusia 44 tahun. Kini dirawat di RSUD Kanudjoso Djatiwibowo. Menjadi pasien dalam pengawasan (PDP) sejak Minggu (15/3). "Dua pesien ini mereka mengikuti kegiatan anti riba pada Selasa (25/2) sampai Jumat (28/2). Sementara satu orang tersebut mengikuti sidang sinode gereja mulai Rabu (26/2) selama tiga hari," jelas Andi M Ishak, Kamis, kemarin. Pasien yang dirawat di Balikpapan, tidak memiliki keluhan apapun. Kendati sudah diputuskan terjangkit COVID-19. Tapi dari hasil foto thorax, terdapat gambaran pneumonia. Kondisi ketiganya saat ini sudah mulai membaik. Bahkan, pasien yang di Samarinda sudah tidak mengalami batuk lagi. "Laporan terakhir, tiga pasien positif telah membaik. Kondisinya dalam keadaan stabil," bebernya. Ia menegaskan, kedua orang yang positif ini merupakan PDP yang berjumlah 39 orang. Sejak awal, mereka sudah menjalani perawatan isolasi. Hanya saja, baru hari ini (19/3) hasil uji laboratoriumnya didapatkan. Dari 39 PDP, sebanyak 11 pasien telah dinyatakan negatif. Tiga orang dinyatakan positif terjangkit Virus Corona. Sisanya, masih menunggu hasil laboratorium. "Kami menunggu pengumumannya oleh juru bicara COVID-19, baru kami bisa menyampaikan kepada wartawan," pungkasnya. TIGA PDP BALIKPAPAN Masih berkaitan dengan pasien Kaltim 01. Informasinya ada tiga orang yang juga ikut seminar di Bogor berasal dari Balikpapan. Yang satu di antaranya sudah positif jadi Kaltim 03. Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi membenarkan itu. Menurutnya, ketiga orang yang bersama pasien positif di Samarinda tersebut telah ditangani secara intensif di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD). Setelah sebelumnya ketiga orang tersebut ditetapkan PDP. Wali Kota mengakui telah melakukan penelusuran dari pasien positif Kaltim 01 di Samarinda. Telah dicari riwayatnya. Termasuk kontak dengan ketiga pasien PDP di Balikpapan. "Pokoknya yang ada kontak dengan pasien sudah kita periksa kemarin. Sudah kita lakukan pemeriksaan," ujarnya, Kamis (19/3). Setelah mendapat penanganan medis secara intensif di RSKD, kondisi ketiga pasien tersebut diketahui dalam kondisi yang baik-baik saja. Di antaranya ada sepasang suami istri. "Kondisi sangat baik, kita pantau terus perkembangan ketiganya," tegasnya. Sementara itu, berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan (Diskes) kota Balikpapan tentang kasus kewaspadaan COVID-19 di Kota Balikpapan, per 19 Maret 2020 pukul 16.00 Wita, PDP observasi di rumah sakit berjumlah 16 orang. Sementara kasus observasi di rumah atau orang dalam pengawasan (ODP) berjumlah 162 orang. Dengan masa pemantauan selama 14 hari. (mic/bom/dah) BERITA TERKAIT:
- KALTIM 01 COVID-19 Pasien Positif Pertama di Kaltim.
- Rahasia Bukan. Catatan Dahlan Iskan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: