PDRB Balikpapan Naik Rp 6,38 Triliun

PDRB Balikpapan Naik Rp 6,38 Triliun

Kepala BPS Balikpapan Achmad Zaini. (Fey/Disway Kaltim) Balikpapan, DiswayKaltim.com– Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Balikpapan naik Rp 6,38 triliun pada tahun lalu. Dengan kenaikan itu, jumlah PDRB menjadi sebesar Rp 101,547 triliun dari sebelumnya Rp 95,16 triliun. Kenaikan PDRB menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi berdasarkan sektor yang bertambah dan bersifat saling memengaruhi. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan Achmad Zaini menjelaskan, laju pertumbuhan PDRB meningkat sebesar 4,75 persen tetapi mengalami perlambatan 0,22 persen. Pada periode sebelumnya laju PDRB tumbuh 4,97 persen. “Pada 2014-2019, struktur ekonomi Kota Balikpapan selalu didominasi oleh sektor industri. Yaitu pengolahan, konstruksi, transportasi, dan pergudangan. Sektor lainnya, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor,” ucap Achmad Zaini, saat dijumpai Selasa, (25/2). Empat sektor tersebut memberikan kontribusi di atas 80 persen dari total PDRB Kota Balikpapan. Menurut Achmad Zaini, meningkatnya PDRB yang dihimpun pada 2019 sejalan dengan penyerapan tenaga kerja. “Jumlah tenaga kerja yang terserap 20.677 orang,” sebutnya. Jumlah angkatan kerja di Kota Balikpapan pada Agustus 2019 mencapai 319.774 orang. Meningkat sebanyak 9.985 orang dibanding angkatan kerja Agustus 2018 yang tercatat sebesar 309.789 orang. Sedangkan jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2019 mencapai 300.974 orang. Naik sebanyak 20.677 orang dibanding Agustus 2018 berjumlah 280 297 orang. Sementara, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Balikpapan Agustus 2019 mencapai 7,29 persen atau sebanyak 18.800 orang. Mengalami penurunan dibanding TPT Agustus 2018 yakni sebesar 9,52 persen atau 29.491 orang. Data BPS juga menunjukkan warga Balikpapan bekerja pada kategori pertanian, kehutanan dan perikanan yaitu sebesar 3,27 persen. Kemudian perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor sebesar 23,58 persen dan kegiatan di kategori jasa-jasa sebesar 73,15 persen. Lebih lanjut Achmad Zaini mengatakan, selama kurun waktu tersebut terlihat bahwa produktivitas total tenaga kerja mengalami tren meningkat. Pada 2015, produktivitas mencapai 279,66 juta per orang per tahun. Kemudian meningkat cukup signifikan pada 2017 mencapai 325,07 juta per orang per tahun. “Pada tahun 2018 menjadi 339,5 juta per orang per tahun, dan tahun 2019 menjadi Rp 337,39 juta,” ujar Achmad Zaini. Dia menilai besarnya penyerapan tenaga kerja dapat dijadikan parameter dan indikator produktivitas sektor ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja. Incremental Labor Output Ratio (ILOR) adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan antara penambahan tenaga kerja dengan penambahan output yang dihasilkan. “Nilai ILOR ini sendiri dapat memberikan informasi mengenai jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh pertumbuhan ekonomi sebesar satu unit satuan,” tandasnya. Dia pun mengharapkan produktivitas tenaga kerja yang terserap akan terus meningkat pada tahun ini seiring dengan proyek perluasan kilang Balikpapan dan pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. “Tren peningkatan akan terus terlihat, dengan melihat perkembangan ekonomi tahun ini,” pungkasnya. Sebagai informasi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga berlaku Provinsi Kalimantan Timur tahun 2019 mencapai Rp 653,68 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 486,98 triliun. Dengan demikian, ekonomi Kalimantan Timur tahun 2019 tumbuh sebesar 4,77 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas yang tumbuh sebesar 8,65 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dengan pertumbuhan sebesar 9,97 persen. Sementara struktur perekonomian provinsi Kalimantan Timur Tahun 2019 dari sisi lapangan usaha masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; dan Konstruksi. Sedangkan dari sisi pengeluaran Komponen Ekspor Luar Negeri; Pembentukan Modal Tetap Bruto; dan Net Ekspor Antar Daerah masih mendominasi perekonomian Kalimantan Timur. Data PDRB dapat menunjukkan tingkat inflasi/deflasi yang terjadi di suatu daerah dengan membandingkan data PDRB berdasarkan harga konstan dan PDRB berdasarkan harga berlaku. PDRB per kapita penduduk juga dapat memberikan gambaran tingkat kesejahteraan penduduk di suatu daerah. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: