RSUD AWS Dihadang Aksi, Tuntut Autopsi Sukur Transparan
Ormas Remaong Koetai Berjaya kembali mendatangi RSUD AWS meminta autopsi Sukur dilakukan transparan. (arman/disway kaltim) Samarinda, DiswayKaltim.com - Remaong Koetai Berjaya kembali berunjuk rasa di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda, Jumat, (28/02/2020) pukul 13.30 Wita. Massa meminta hasil autopsi Ahmad Sukur disampaikan secara transaparan. Pihak ormas bersama kelaurga pun mendatangi jajaran humas AWS. Ketua Remaong Koetai Berjaya Hebby Nurlan Arafat mengatakan rumah sakit harus transparan. Jangan membuat pernyataan yang dianggap menutupi fakta kekerasan yang terjadi pada tubuh almarhum Ahmad. "Mereka bilang hasil aoutopsi baru keluar pada tanggal 3 Februari mendatang. Kami iyakan, tapi jika sampai hasilnya mereka lagi-lagi sebut tidak ada kekerasan pada saudara kami, maka jangan salah kami akan kami datang lebih massa banyak lagi," tagas Hebby Nurlan. Alhasil, kedua belah pihak pun sepakat menunggu hasil resmi autopsi dari rumah sakit. Hebby pun berharap hasilnya tidak dimanipulasi. Pasalnya ia mendengar kabar dari kepolisian bahwa ada pihak yag mengakui perbuatannya terhadap Sukur. "Dari kepolian sejauh ini ada puluhan orang Lapas yang sudah mengaku melakukan kekerasan, itu dari kepolisian," tegasnya. Terpisah, Humas RSUD AWS Dokter Arysia Andhina tidak bisa banyak berkomentar. "Sementara untuk komentar terkait itu saya tidak berani banyak, karena kita semua menunggu saja hasil Autopsi nanti," jawab dr Arysia Andhina kepada awak media. Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Damus Asa turut hadir saat aksi. Ia menjawab saat ini proses masih berjalan. Setelah hasil autopsi keluar barulah bisa lakukan penyelidikan lanjutan. "kita tunggu dulu hasil Autopsi, setelah itu agar bisa kita kembangkan lagi," jawabnya. Terkait tudingan bahwa ada pihak kepolisian menyebut terdapat kekerasan yang dilakukan pihak Lapas, ia membantah. "Tidak ada seperti itu, untuk saksi yang diperiksa jumlahnya masih sama seperti kemarin. Kita tidak bisa melakukan penyelidikan ketika Autopsi belum keluar," bantah Damus Asa. (ar/boy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: