Tanpa Cokelat, Mahasiswa Rayakan Valentine dengan Demonstrasi
Black Valentine, tema aksi yang dibawakan mahasiswa saat aksi damai di perempatan Jalan Abdul Wahab Sjahranie (AWS), Jumat (14/2/2020). (Dian Adi/Disway Kaltim) Samarinda, DiswayKaltim.com - Tidak ada pemberian cokelat memeringati valentine. Seperti yang dilakukan sekelompok mahasiswa yang menamai diri mereka aliansi Internasional Women Day (IWD). Mahasiswa memilih lakukan aksi damai di perempatan Jalan Abdul Wahab Sjahranie (AWS), Jumat (14/2/2020). Koordinator aksi Andi Nurfadillah mengatakan aksi tersebut diberi tema Black Valentine. "Hari valentine ini, digambarkan sebagai hari kasih sayang. Tetapi di Samarinda enggak ada yang namanya benar-benar kasih sayang," katanya kepada Disway Kaltim. Beberapa tuntutan disampaikan. Mulai dari urusan kemanusiaan hingga persoalan lingkungan. Seperti hentikan bullying terhadap korban kekerasan seksual, mengusut tuntas kasus kematian 36 orang di lubang tambang. Termasuk menolak Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) anti LGBT yang saat ini digodok oleh DPRD Samarinda. “Tuntutan lain adalah menolak penghancuran alam dengan alasan pembangunan. Serta menangkap, adili dan penjarakan korporat perusak lingkungan,” tegas Nurfadillah. Belum cukup. Mahasiswa juga meminta dibebaskan tanpa syarat aktivis pembebasan Papua. Termasuk mennolak RUU Cilaka Ominibus Law. “Hentikan refresifitas TNI, Polri, dan Ormas reaksioner terhadap gerakan rakyat. Sahkan Rancangan Undang-undang (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) dan terakhir tuntaskan persoalan banjir yang melanda Kaltim,” imbuhnya. Nurfadillah menambahkan kebijakan pemerintah harus dipertanyakan. Terutama yang bertentangan dengan kehendak masyarakat. “Kebijakan yang diberikan pemerintah justru bukan memberikan kasih sayang melainkan mematikan masyarakatnya sendiri dengan kepentingan mereka," tutupnya. (mic/boy)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: