Indonesia Kutuk Serangan Besar-besaran Israel ke Jalur Gaza, Ratusan Warga Sipil Tewas

Israel melakukan serangan udara besar-besaran di jalur Gaza yang menyebabkan ratusan warga sipil tewas.-istimewa/antara-
JAKARTA, NOMORSATUKALTIM – Israel Kembali menyerang Jalur Gaza yang menewaskan ratusan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.
Indonesia mengutuk serangan yang dilakukan Israel di bulan suci Ramadan itu. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui saluran media sosial X menyampaikan, bahwa serangan ini menambah rangkaian provokasi Israel yang mengancam gencatan senjata dan mengganggu prospek negosiasi perdamaian menuju solusi dua negara.
Selain itu, Indonesia juga mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dan komunitas internasional untuk segera mengambil tindakan guna menghentikan serangan Israel di wilayah kantong Palestina itu.
“Semua pihak didesak untuk kembali mematuhi dan memulihkan kesepakatan gencatan senjata demi mencegah jatuhnya lebih banyak korban sipil di Jalur Gaza,” menurut pernyataan Kemlu RI dikutip dari Antara, Selasa (18/3/2025).
BACA JUGA: AS Serang Houthi di Yaman, Harga Minyak Dunia Mendadak Naik
Tak hanya itu, Indonesia juga menegaskan kembali posisinya yang konsisten bahwa penghentian pendudukan ilegal Israel atas tanah Palestina adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian yang adil dan abadi di kawasan.
Informasi yang dihimpun, militer Zionis Israel secara mendadak melancarkan serangan udara dan pengeboman besar-besaran terhadap sejumlah daerah di Jalur Gaza pada Selasa (18/3/2025) dini hari waktu setempat.
Kantor berita Palestina WAFA melaporkan, ada sekitar 400 orang tewas akibat serangan udara tentara Zionis Israel tersebut, termasuk di antaranya wanita dan anak-anak.
Serangan tersebut juga melukai 562 warga sipil Palestina serta mengancam nyawa korban-korban yang masih terjebak di reruntuhan gedung yang ambruk.
BACA JUGA: Dua Jurnalis dan 5 Warga Sipil Tewas dalam Serangan Drone di Gaza
Agresi tersebut, menurut laporan, merupakan yang terparah sejak tercapainya gencatan senjata antara Israel dengan Hamas pada 19 Januari lalu.
Menurut sumber kesehatan setempat, data awal menunjukkan sebagian besar korban tewas berasal dari Gaza bagian selatan, dengan 60 korban.
Koresponden WAFA memastikan bahwa setidaknya lima orang, termasuk dua anak-anak, tewas dan puluhan lainnya terluka karena serangan pasukan Israel ke tenda-tenda di wilayah Mawasi Khan Younis.
Korban cedera dalam serangan tersebut langsung dievakuasi ke RS Lapangan Kuwait yang berada tak jauh dari sana.
BACA JUGA: Warga Palestina Diajak Ibadah ke Masjid Al Aqsa selama Ramadan, Akses Dibatasi Israel
Sementara itu, lebih dari 15 orang, termasuk lima anak-anak, dipastikan tewas dan lebih dari 20 lainnya terluka akibat serangan udara di Gaza City.
Lalu, puluhan korban luka dilaporkan telah dibawa ke RS Al-Awda di Nuseirat, Gaza tengah, setelah serangan udara menghantam kamp pengungsi Nuseirat dan Al-Bureij di wilayah tersebut.
Tak hanya itu, pejabat kesehatan di RS Al-Awda melaporkan setidaknya 14 korban tewas, termasuk anak-anak, akibat serangan pada dua kamp pengungsi di Gaza selatan.
Sebanyak 70 orang lainnya dilaporkan terluka. Banyak dari mereka dalam kondisi parah akibat pengeboman terhadap rumah-rumah warga sipil di sana.
BACA JUGA: Berapa Biaya yang Dibutuhkan untuk Membangun Ulang Gaza Pasca Perang?
Sedangkan di Gaza utara, setidaknya delapan orang, termasuk enam anak, terbunuh dalam pengeboman Israel di kamp pengungsi Jabalia.
Korban tewas dilaporkan juga jatuh dalam serangan udara Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung para pengungsi di kawasan Al-Daraj di Gaza City menyusul hancurnya tiga rumah di Tal Al-Hawa dan rumah-rumah lain di kamp pengungsi Al-Bureij dan Nuseirat.
Eskalasi ini terjadi di tengah kekhawatiran pemburukan krisis kemanusiaan di wilayah kantong Palestina padat penduduk tersebut yang diperparah dengan blokade Israel terhadap masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk obat-obatan penting, ke Gaza.
Petinggi Biro Politik Hamas Izzat Al-Risheq merespons serangan tersebut dengan menyatakan bahwa pengeboman Israel semakin mengancam nyawa sandera-sandera Israel yang masih berada di Jalur Gaza.
BACA JUGA: Pernyataan Netanyahu dan Presiden AS Dikecam, Rusia Tunggu Rincian Rencana Trump
“Keputusan Netanyahu memulai lagi peperangan adalah keputusan untuk menumbalkan tahanan penjajah (Israel) dan memvonis mereka dengan hukuman mati,” kata Al-Risheq.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: