Skenario AS Dibalik " Ngototnya" Rencana Gencatan Senjata Rusia-Ukraina: Ceraikan Putin dan Xi Jinping

Presiden Xi Jinping bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.--
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan setuju dengan rencana gencatan senjata bersama Ukraina. Hal itu ia sampaikan dalam sebuah konferensi pers di Kremlin, menyusul pembicaraan sebelumnya dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko, Kamis (13/3/2025).
"Kami setuju dengan usulan untuk menghentikan pertikaian,” kata Putin. "Namun, kami berpegang pada prinsip bahwa gencatan senjata ini harus mengarah pada perdamaian jangka panjang dan menghilangkan akar penyebab krisis.”
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut reaksi Putin terhadap proposal gencatan senjata Perang Ukraina yang dimediasi oleh AS itu sangat menjanjikan.
Tetapi Trump juga menambahkan, "itu belum sepenuhnya final. Banyak detail dari perjanjian akhir yang sebenarnya telah dibahas,” kata Trump.
BACA JUGA:Albania jadi Negara Eropa Pertama yang Resmi Blokir TikTok
BACA JUGA:Aksi Cabul di Pesawat! Pria Indonesia Pamer Alat Kelamin, Kini Hadapi Sidang di Singapura
Mengenai adanya kemungkinan Trump bertemu Putin, Presiden AS itu mengatakan sedang mempertimbangkannya.
"Saya ingin bertemu dan berbicara dengan Putin. Namun, kita harus menyelesaikan kesepakatan ini dengan cepat,” ujar Trump.
Bahkan dalam konferensi persnya di Moskow, Presiden Putin juga mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Barat dipersilakan kembali ke Rusia.
Misi Terselubung AS, Pisahkan koalisi Rusia-China
Sejak "diusirnya" Zelenskyy oleh Trump di Gedung Putih, presiden AS ini juga telah menyampaikan bahwa ia jauh lebih mudah berbicara dengan Rusia untuk menegosiasikan perdamaian, ketimbang bersama Ukraina.
Namun, di balik pendekatan Trump, ada rencana permainan yang lebih besar. Dikutip Al Jazeera, pada Konferensi Keamanan Munich di Februari lalu, Keith Kellogg, utusan khusus Trump untuk konflik Rusia-Ukraina, mengatakan bahwa AS ingin menghancurkan aliansi antara Rusia, Cina, dan Korea Utara.
Dalam sebuah wawancara dengan situs web sayap kanan Breitbart, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio berbicara mengenai bagaimana ketergantungan Rusia pada Cina justru menjadi momok menakutkan bagi AS.
BACA JUGA:Korban Tewas di Suriah Bertambah jadi 237 Orang
BACA JUGA:Warga Palestina Diajak Ibadah ke Masjid Al Aqsa selama Ramadan, Akses Dibatasi Israel
Dalam sebuah artikel, sejarawan dan ahli strategi Richard Luttwak berpendapat Trump sengaja menekan Zelensky agar berkompromi saja dengan Putin karena memiliki agenda yang lebih besar. Yakni meminimalkan peran Cina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: