Ekspor dan Pariwisata Kaltim Tidak Terpengaruh Corona

Ekspor dan Pariwisata Kaltim Tidak Terpengaruh Corona

Keterkaitan Kaltim dengan Tiongkok dalam hal ekspor saat ini terbilang kecil. Komoditas andalan seperti batu bara saat ini lebih banyak diekspor ke India. Bank Indonesia Kaltim menilai, kondisi ini tidak memengaruhi ekonomi Bumi Etam terkait mewabahnya virus corona dari Tiongkok. (Dok Disway Kaltim) Balikpapan, DiswayKaltim.com – Wabah virus Corona yang melanda Tiongkok tidak akan mempengaruhi ekonomi Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan I/2020. Hal itu disebabkan ketergantungan Kaltim terhadap Tiongkok sangat kecil. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur Tutuk SH Cahyono mengatakan, ekspor batu bara yang menopang ekonomi daerah ini lebih banyak ke negara lain, India contohnya. “Setahu saya tidak terlalu dominan (ekspor ke Tiongkok). Apalagi permintaan pada komoditas minyak kelapa sawit juga besar. Untuk india juga meningkatkan perdagangannya ke Indonesia. Dengan kompensasi seperti itu, maka dampaknya  tidak akan terasa di kita,” katanya saat dihubungi Rabu (29/1). Dia menjamin kegiatan ekspor tidak akan terpengaruh. Begitu juga dengan sektor pariwisata karena penerbangan langsung Kaltim ke Tiongkok tidak ada. "Berbeda dengan daerah lain seperti Manado. Karena daerah itu punya penerbangan langsung, sehingga tidak terlalu berpengaruh,” sebutnya. Tutuk memperkirakan perlambatan ekspor yang terjadi karena penurunan harga dunia dan tekanan ekonomi global. “Memang tren menurun karena stoknya sudah terpenuhi. Kalau turun sekarang bukan karena corona, tapi memang karena siklusnya dan ekonomi global belum ada perbaikan signifikan,” tegas pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Balikpapan. Ekonomi Kaltim triwulan I/2020 diproyeksi mengalami pertumbuhan sebesar 1,5%-2,5% (yoy), lebih rendah dibandingkan perkiraan triwulan IV/2019. Ia menjelaskan dari sisi pengeluaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama bersumber dari menurunnya kinerja ekspor akibat masih berlanjutnya tren penurunan harga komoditas serta terbatasnya permintaan batu bara dari beberapa negara tujuan utama. Selain itu perbaikan produksi domestik di beberapa negara tujuan serta impelementasi restriksi impor yang dilakukan China turut membuat ekspor Kaltim mengalami perlambatan. “Juga terjadi akibat konsumsi masyarakat dan pemerintah (yang menurun) sesuai  pola siklikal (siklus) di awal tahun yang didorong normalisasi pasca HBKN, tahun baru, dan liburan sekolah, serta tingkat penyerapan anggaran yang tinggi di akhir tahun,” paparnya. Perlambatan ekonomi lebih lanjut tertahan oleh pertumbuhan di sisi investasi yang meningkat seiring dengan berlanjutnya pembangunan beberapa proyek strategis serta  diumumkannya pemenang desain ibu kota negara baru yang mampu meningkatkan apetite investor. Selain itu dari sisi lapangan usaha, perlambatan bersumber dari lapangan usaha pertambangan yang produksinya diperkirakan tidak setinggi periode sebelumnya akibat curah hujan yang tinggi. Sehingga kegiatan produksi dan distribusi menjadi terganggu. Sementara itu, di lapangan usaha industri pengolahan diperkirakan akan melambat seiring dengan penurunan kinerja LNG dan pupuk, meskipun kinerja CPO diperkirakan akan meningkat. Terakhir, di sisi lapangan usaha konstruksi juga diperkirakan akan meningkat seiring dengan berlanjutnya proyek-proyek pemerintah atau swasta existing maupun inisiasi proyek pembangunan baru. “Initinya tidak setinggi triwulan IV tahun 2019,” imbuhnya. Sementara itu, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan virus corona yang mewabah di Tiongkok tidak akan berpengaruh pada ekonomi daerah. Apalagi ekonomi Kaltim terus bertumbuh. “Ditambah kita juga mempersiapkan ibu kota baru. Tahun ini proyek infrastruktur juga berjalan,” katanya. Hal yang sama juga dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Bimo Epyanto. Ditambahkannya, keterkaitan Balikpapan dengan Tiongkok sangat kecil. “Saya rasa dampaknya tidak begitu terpengaruh, karena keterkaitannya Balikpapan dengan Tiongkok sangat kecil,” pungkasnya. Sebelumnya, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Balikpapan Tan Lili mengatakan, masih banyak warga yang merencanakan kunjungan ke Negeri Tirai Bambu. “Pertengahan Januari ini, sudah ada dua sampai tiga grup yang menanyakan informasi tentang wisata di China,” ucap Tan Lili, Selasa (28/1). Tan Lili mengungkapkan, sejauh ini isu penyebaran virus corona belum memengaruhi minat masyarakat melakukan perjalanan ke luar negeri. “Asosiasi juga belum mendapatkan informasi larangan membuka jalur wisata ke Tiongkok, jadi kami tetap membuka paket kesana,” ucapnya.  Apalagi, pemerintah juga belum mengeluarkan travel warning kepada warga Indonesia mengunjungi Negeri Panda. Meski begitu, dia mengakui pada bulan ini belum ada permintaan tur ke Tiongkok. “Karena memang bertepatan dengan low season," pungkasnya.  (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: