Februari, Ekspor dari KKT Kembali Aktif

Februari, Ekspor dari KKT Kembali Aktif

Sejak dua tahun lalu diluncurkan, direct call memang belum berjalan maksimal. Keterbatasan komoditi menjadi persoalan yang harus diselesaikan dengan sinergi banyak pihak. Pemprov Kaltim sejak pertengahan tahun lalu mulai menghidupkan optimisme ekspor langsung dengan melakukan komunikasi dengan stakeholder. (Ferry Cahyanti/Disway Kaltim) Balikpapan. DiswayKaltim.com– PT Kaltim Kariangau Terminal menyebut pelayaran langsung atau international direct call yang dibuka Terminal Peti Kemas (TPK) Kariangau Balikpapan masih kurang maksimal. Aktivitas direct call dari Pelabuhan Kariangau Balikpapan dibuka bertujuan mempermudah eksportir untuk melakukan ekspor langsung dan menekan biaya maupun waktu pengiriman dari Kaltim ke sejumlah negara. Uji coba direct call telah dilakukan sejak April 2018 lalu. “Tapi tidak maksimal, banyak kendala yang ditemui. Sehingga berbagai upaya terus dilakukan untuk memaksimalkan direct call melalui Terminal Peti Kemas Kariangau di Balikpapan,” ungkapnya saat ditemui baru-baru ini. Dengan direct call yang dibuka tersebut menurutnya, sangat membuka peluang produk lokal untuk ke luar negeri. Namun ada kendala. “Itu karena kargo tidak cukup dan eksportir melakukan direct call bukan dari KKT tapi melalui pelabuhan lain,” sebutnya. Merujuk data Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kaltim, per tahun Kaltim mampu melakukan ekspor hingga 1.500 kontainer. “Hanya saja komoditas ekspor dari Kaltim banyak yang melalui Surabaya dan Jakarta.  Harapannya apabila ekspor dilakukan langsung dari KKT maka bisa menggerakkan ekonomi daerah juga,” ujar Basir. Karena itu, pada tahun ini upaya meningkatkan direct call terus dilakukan oleh KKT. Basir mengatakan strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan sinergi pemerintah daerah setempat khususnya Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. “Banyak komoditas yang potensi untuk ekspor langsung melalui Balikpapan. Yang sudah berjalan adalah komoditi biji karnel, rumput laut, udang beku dan komoditi baru tahun 2019 adalah pisang,” tandasnya. Adapun negara tujuan ekspor adalah Eropa, Jepang, Korea, China dan India. Bukan hanya sinergi dengan pemerintah daerah, pihaknya juga melakukan berbagai upaya seperti kapal kargo kecil yang bisa sandar di KKT dengan harapan komoditinya bisa melakukan pengiriman melalui Balikpapan. “Dalam waktu dekat ini atau Februari 2020 mulai lagi direct call. Harapannya kargo-kargo yang akan dikirim sudah menemukan kapal yang melakukan pengiriman,” sebutnya. Sebelumnya, pada akhir 2019 Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah mengumpulkan para eksportir yang tujuannya untuk meningkatkan komoditas dan pengiriman dapat dilakukan melakukan Pelabuhan Internasional Kaltim Kariangau Terminal Balikpapan. Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop dan UKM Kaltim Heni Purwaningsih menggungkapkan, barang ekspor di Kaltim didominasi oleh kayu. Sehingga diperlukan peningkatan komoditas lainnya untuk memenuhi jumlah barang yang dikirim. “Ada kendala yang dihadapi eksportir. Salah satunya jumlah komoditi dan suplai atau kuota yang kurang,” ujarnya. Dia berharap dengan mengumpulkan sejumlah eksportir dapat menemukan solusi dari persoalan yang ditemui.(fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: