Jelang Perayaan Tahun Baru, Disdamkartan Samarinda Imbau Warga Waspadai Kebakaran
Disdamkartan Samarinda minta warga waspadai potensi kebakaran jelang pergantian tahun. -istimewa-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkartan) Kota Samarinda mewaspadai terjadinya kebakaran menjelang perayaan pergantian tahun baru 2025.
Kepala Bidang Pemadam dan Penyelamatan Disdamkartan Samarinda, Teguh Setya Wardana, mengungkapkan potensi terjadinya kebakaran cukup tinggi di Kota Tepian sepanjang 2024. Tercatat ada sebanyak 260 kejadian kebakaran yang terjadi pada Januari hingga Desember 2024.
"Samarinda menghadapi ancaman kebakaran yang hampir tak henti-henti. Data menunjukkan, ada 260 insiden kebakaran yang terjadi di kota ini, dengan kerugian mencapai ratusan juta rupiah," ucapnya belum lama ini.
Lebih tragis lagi, kata Teguh, ada sekitar lima nyawa melayang dan 13 orang lainnya terluka akibat musibah tersebut.
BACA JUGA:Pengamat Ekonomi Unmul Tanggapi Payung Hukum Penertiban Pom Mini di Samarinda
BACA JUGA:Polsek Samarinda Ulu Amankan Komplotan Jambret di Kawasan Wijaya Kusuma
Faktor terjadinya insiden kebakaran ini pun beragam. Serta penyebaran objek terbakar menyebar di berbagai sektor. Mulai dari permukiman, lahan, ruko, hingga kendaraan. Jika lalai, Api melalap apa saja yang lengah dari pengawasan dengan cepat.
“Luas area yang terbakar mencapai 22.017 meter persegi. Selain itu, ada 249 kepala keluarga terdampak, melibatkan 765 jiwa,” jelas Teguh.
Data menunjukkan pola yang mencemaskan. Januari menjadi bulan terparah untuk kebakaran permukiman dengan 25 kejadian.
Lalu, Februari menyumbang 34 titik kebakaran lahan. Sedangkan April, mencatat ada sekitar 36 kebakaran ruko. Bahkan, hingga Juni, ada 20 kendaraan hangus terbakar.
BACA JUGA:Pelican Crossing Dinonaktifkan Sementara Selama Perayaan Malam Tahun Baru 2025
BACA JUGA:Merasa Direbut Wilayah Kerjanya, Pria di Samarinda Tembak Kepala Saingan dengan Senapan Angin
“Sementara di bulan Juli, ada 13 tempat usaha terbakar. Nah, di bulan Agustus sebanyak 15 perusahaan atau gudang, Korsleting listrik ada 32 kejadian, kebakaran sampah 21 kali terjadi dan kebocoran gas sebanyak 11 kali, serta perkantoran dan lain-lain ada 3 kejadian,” Terangnya.
Penyebab utama paling sering ditemukan, Teguh bilang, korsleting listrik dan kebocoran gas mendominasi. Namun kelalaian masyarakat seperti membakar sampah sembarangan juga ikut memperburuk situasi. Tak hanya itu, keberadaan pom mini yang kurang terkontrol menambah daftar faktor risiko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: