Hasil Panen Padi Susah untuk Didistribusikan
Ilustrasi petani saat panen padi.-istimewa-
BERAU, NOMORSATUKALTIM - Ratusan ton gabah padi milik para petani di Kampung Buyung-buyung, Kecamatan Tabalar, belum terdistribusi secara maksimal pada tahun ini.
Persoalan tersebut pun menjadi momok bagi para petani lokal akibat susahnya mencari akses untuk memasarkan hasil panen mereka di sana.
Sehingga, banyak petani lokal maupun para tengkulak atau pengepul gabah menjerit dan tidak tahu bagaimana memecahkan masalah tersebut, agar tidak terjadi penumpukan gabah.
BACA JUGA : Pemasangan PJU Selesai, Tahun Depan Pemkab Usulkan Penambahan Seribu Titik
Salah satu tengkulak di Kampung Buyung-buyung, Hardiana mengatakan, pihaknya sudah berupaya untuk menawarkan hasil panen milik para petani ke berbagai toko maupun instansi terkait.
Hanya saja, pihaknya belum menemukan distributor ataupun toko yang ingin bekerjasama untuk memasarkan hasil panen yang ada.
"Kita sudah menawarkan ke beberapa toko di Tanjung Redeb, bahkan kita juga mau bekerjasama lagi dengan instansi. Namun, belum bisa terjual dengan maksimal," ungkap Hardiana, Senin (9/9/2024).
BACA JUGA : Tindak Dugaan Pungli di SDN 021 Tanjung Redeb, Disdik Berau Akan Lakukan Koordinasi Internal
Para petani di Kampung Buyung-buyung bisa memanen gabah padi hingga dua sampai tiga kali dalam satu tahun.
Kemudian, hasil penen tersebut dibeli oleh para pengepul yang selanjutnya di proses menjadi beras yang nantinya akan dijual kembali ke berbagai tempat.
"Memang ada yang mengambil beras kami seperti Baznas dan BMH, tapi itu hanya berkisar 300 KG saja setiap bulannya," terangnya.
Hardiana mengungkapkan, untuk saat ini, beras yang belum di distribusikan sebanyak 78 ton.
BACA JUGA : 2.300 PPPK Baru Resmi Dilantik, Pemkab Kukar Umumkan Formasi Seleksi PPPK Tahun Ini
Alhasil, dirinya pun menolak hasil panen gabah milik petani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: