Dugaan Pelecehan oleh Oknum Dokter di Balikpapan, Dinas Kesehatan Sebut Pemeriksaan MCU Sesuai Prosedur
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Alwiati, saat ditemui Nomorsatukaltim, pada Kamis (5/9/2024). (Disway/ Chandra)--
BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM – Beberapa waktu lalu, seorang oknum dokter berinisial FT di Balikpapan diduga melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap pasiennya, pada saat pemeriksaan Medical Check-Up (MCU) di sebuah klinik yang berada di kawasan Jalan MT Haryono Kavling 8 Square, Kelurahan Damai Bahagia, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan, Alwiati, memberikan tanggapan terkait insiden dugaan pelecehan tersebut.
Kepada Nomorsatukaltim, ia menjelaskan bahwa pemeriksaan yang dilakukan dokter FT telah sesuai dengan prosedur MCU yang berlaku.
"Jadi, terkait dugaan tersebut, kami sudah melakukan penyelidikan dengan memanggil pihak klinik. Saya meminta mereka untuk menjelaskan kronologi kejadian tersebut," ungkap Alwiati saat ditemui Nomorsatukaltim, Kamis (5/9/2024).
BACA JUGA : Atlet Karate di Balikpapan Diduga Alami Pelecehan Seksual oleh Pelatihnya Sendiri
Ia menambahkan bahwa pemeriksaan lengkap dalam MCU melibatkan pemeriksaan berbagai bagian tubuh, termasuk dada yakni payudara dan perut.
“Dalam MCU semua bagian tubuh harus diperiksa. Apalagi MCU yang dilakukan adalah pemeriksaan lengkap, bukan yang biasa. Pihak yang merasa menjadi korban mungkin bertanya mengapa pemeriksaan ini dilakukan, padahal dalam MCU terdapat pemeriksaan seperti rontgen paru, spirometer, dan audiometri, yang merupakan pemeriksaan lengkap, bukan MCU biasa,” tutur Alwiati.
Bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), pihaknya menilai bahwa pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter FT, termasuk pada payudara dan perut adalah bagian dari prosedur MCU yang harus dilakukan untuk memeriksa apakah terdapat benjolan pada payudara.
Dan untuk bagian perut sendiri, untuk memeriksa apakah ada nyeri ketika ditekan.
BACA JUGA : Seorang Wanita Diduga Alami Pelecehan Seksual Saat MCU di Salah Satu Klinik Balikpapan
“Kemudian kalau di perut harus diperiksa itu apakah dia punya riwayat usus buntu, ada nyeri atau tidak ketika ditekan. Kemudian di bagian dekat rahim, apakah ada tanda-tanda kehamilan, kan memeriksa tinggi fundusnya gitu, jika ada tanda-tanda kehamilan,” tambah Alwiati.
Alwiati juga menjelaskan pada saat memeriksa paru-paru, harus dilakukan di bagian atas payudara.
Sedangkan untuk pemeriksaan jantung, bagian dada harus diperiksa dengan mendengarkan denyutnya dan pemeriksaan paru juga diharuskan dengan tarik napas, sehingga rongga dada sedikit terangkat.
Di sisi lain, Alwiati juga menegaskan bahwa memang seharusnya ada perawat yang mendampingi di dalam ruang pemeriksaan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: