Orang Terdekat Kerap Jadi Pelaku Kejahatan Seksual, Psikolog: Korban Butuh Penanganan Trauma Jangka Panjang
ilustrasi-istimewa-
"Korban-korban yang tidak mendapatkan treatment psikologis untuk mengatasi traumatik yang dihadapi itu efeknya panjang, bisa depresi, anxiety, dan stres yang berkepanjangan," katanya.
BACA JUGA : Bisa di Reimburse, Peserta BPJS Diperbolehkan Beli Obat di Luar Rumah Sakit
Patria menambahkan, bahwa stigma sosial yang menganggap pelecehan seksual sebagai aib membuat korban semakin merasa tertekan dan bahkan menyakiti diri sendiri.
Berdasarkan pengalaman menangani berbagai kasus, Patria menemukan bahwa dorongan pelaku bervariasi, mulai dari khilaf hingga kebutuhan biologis yang tidak tersalurkan dengan baik.
"Ada beberapa kasus yang saya tangani, dorongan pelaku adalah khilaf, proses bercandaan yang melewati batas etika, atau kebutuhan biologis yang tidak tersalurkan," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, bahwa pada Desember 2023 silam. Berdasarkan laporan yang diterima Polda Kaltim, peristiwa tersebut merupakan kasus pencabulan yang dilakukan oleh seorang pria terhadap anak kandungnya yang masih berusaha 4 tahun.
"Ya benar pelaku adalah bapaknya sendiri yang telah ditetapkan sebagai tersangka per tanggal 2 Mei 2024 dalam kasus ini," ujar Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Artanto.
BACA JUGA : KPU Kaltim Sebut Jumlah TPS untuk Pilkada Nanti Berkurang
Menurut kronologi yang dibeberkan Polda Kaltim beberapa waktu lalu, peristiwa tersebut diketahui oleh ibu kandung setelah menemukan bercak darah di pakaian dalam korban sewaktu mencuci.
Selanjutnya, berdasarkan laporan yang diterima oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Balikpapan, pada 9 Juni 2024 lalu, seorang pria tega mencabuli anak tirinya yang berusia 12 tahun.
Kasubnit II PPA Polresta Balikpapan, Ipda Naufal Razan Eduardo, mengungkapkan bahwa tersangka ES diamankan pada Minggu (9/6/2024) dan telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pencabulan ini.
"Jadi tersangka ini melakukan aksinya pada waktu dini hari, saat korban masih tertidur," kata Ipda Naufal.
BACA JUGA : Perayaan HUT Ke-79 RI Digelar di IKN, Apindo Minta Kota Penyangga Harus Siapkan Infrastruktur
Mirisnya, anak tirinya tersebut merupakan anak berkebutuhan khusus, yakni speech delay. Sehingga butuh pendampingan lebih agar dapat menyampaikan kesaksian.
Kasus ini pun turut menjadi perhatian Akademisi dan Kriminolog di Balikpapan, Rivaldi Nugraha, yang menyoroti maraknya kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang terdekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: