Rencana Proyek Jalur Rel Kereta Api di Samarinda, Laila Fatihah: Skip Dulu

Rencana Proyek Jalur Rel Kereta Api di Samarinda, Laila Fatihah: Skip Dulu

Anggota DPRD Samarinda Laila Fatihah.-Salsabila/Disway-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Rencana pembangunan jalur rel kereta api di Kota Samarinda mendapat tanggapan dari Laila Fatihah, Anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda. Menurutnya, skala prioritas harus diperhatikan terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk melaksanakan proyek besar tersebut.

"Kita kan punya skala prioritas. Menurut saya, kita lihat dulu skala prioritas kita apa. Pemenuhan kebutuhan dari masyarakat itu yang paling dasar dulu deh,” kata Laila Fatihah pada saat diwawancarai, Selasa 18 Juni 2024. 

Pemenuhan kebutuhan dasar yang dimaksud seperti ketersediaan air bersih, sekolah, infrastruktur jalan, dan kebutuhan sembako harus terpenuhi secara merata. Laila menambahkan, pembangunan jalur kereta api tetap bisa dilakukan melalui sharing pendanaan.

BACA JUGA:Kembangkan Pariwisata Tidak Bisa Setengah-Setengah

Namun, ia menolak penggunaan APBD murni untuk proyek tersebut. Dia juga menekankan pentingnya nilai ekonomis dalam setiap proyek pembangunan. 

"Saya sering berpikir secara ekonomis. Ada nilai ekonomis untuk membangun kereta itu. Berapa persen sih orang akan menggunakan. Contoh, kalau memang kita membangun satu jembatan, jembatan ini mempunyai nilai ekonomis tidak,” ucap Laila, sapaan akrabnya.

Ekonomis yang di maksud seperti kebutuhan yang di suplai melalui jalan yang di bangun. Dalam hal ini, kebutuhan yang menyuplai pembangunan kereta. Baginya, proyek itu harus dipertimbangkan lebih matang dalam rapat DPRD terutama oleh Banggar dan Komisi III. Nantinya di Komisi III akan dilihat urgen atau tidaknya proyek infrastruktur tersebut. 

BACA JUGA:Proyek Terowongan Samarinda Ditargetkan Selesai November Ini

Politisi PPP ini menambahkan Samarinda hanya bertumpu pada pajak dan retribusi. Sehingga, proyek tanpa timbal balik yang jelas harus dihindari.  Dia juga berharap agar DPRD Samarinda mampu mencerminkan sikap berhati-hati dalam menentukan prioritas pembangunan. Termasuk, memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi sebelum melanjutkan proyek infrastruktur besar lainnya.

"Ketika kita hanya mengandalkan itu, lalu membangun proyek yang tidak ada feedback (timbal balik,red.) buat kita, menurut saya sih skip dulu," pungkasnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: