Mantan Ketua KPU Kaltim Sebut Pilgub Kaltim Butuh Perwakilan Perempuan

Mantan Ketua KPU Kaltim Sebut Pilgub Kaltim Butuh Perwakilan Perempuan

Mantan Ketua KPU Kaltim Rudiansyah.-dok/Disway-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Mantan Ketua KPU Kaltim dua periode Rudiansyah angkat bicara mengenai banyaknya figur yang muncul sebagai calon gubernur. Ia melihat belum ada perubahan dalam kontestan di Pilgub Kaltim tahun 2024 ini. Mengingat semua bakal calon merupakan pria.

Diketahui, sejumlah nama mulai bermunculan sebagai Balon. Seperti Isran Noor mantan Gubernur Kaltim sebelumnya, kemudian Rudi Mas’ud anggota DPR RI sekaligus Ketua DPD Partai Golkar Kaltim sekarang. Termasuk Walikota Samarinda Andi Harun dan Plt Gubernur Kaltim Akmal Malik.

“Menurut saya, sudah kesekian kali ketika Pilgub Kaltim. Para elit belum ada yang mampu menyediakan calon atau kandidat dari kaum hawa,” katanya belum lama ini. 

Padahal ungkapnya, apabila ada calon dari kaum hawa atau perempuan. Itu bisa menjadi faktor utama pemenangan. Ia menyebut sosok Hetifah Sjaifudian. Anggota DPR RI perwakilan Kaltim ini kembali duduk di Senayan. Bahkan dengan perolehan suara yang sangat besar yakni 146.023 suara.

“Ibu Hetifah ini memiliki pemilih yang loyal dan cerdas. Menurut saya ini sudah setengah kemenangan. Karena suara yang memilih Ibu Hetifah itu adalah suara loyalis yang cerdas, dan bukan pemilih transaksional,”jelas Rudiansyah.

“Apalagi jumlah kandidat di Pilgub itu akan terbatas. Sehingga justru menambah pasar pemilih seorang Hetifah dari unsur pemilih perempuan,” sambungnya.

Menurut Rudi, potensi politik transaksi pada pemilu 2024 cukup besar. Tapi, ada fenomena unik. Yakni sosok Hetifah justru terpilih melalui suara pendukungnya yang loyal. 

“Pemilih cerdas itu dapat diartikan seorang Hetifah telah mampu mendapatkan suara dengan melawan arus transaksional. Karena Hetifah Lebih membangunan komitmen kerja. Sehingga setelah menjadi wakil Kaltim di pusat. Hetifah telah banyak memberikan sesuatu yang positif dan melahirkan kepercayaan,” tutur Rudi. 

Makna transaksional yang ia maksud bisa diartikan suara pemilih akan diganti dengan sebuah hadiah. Tapi lanjut Rudi, jika bicara pilkada, apabila kontestan hanya mengandalkan kekuatan logistik itu cukup rawan atau lemah. Alasannya Karena kontestan Pilgub itu nanti sangat terbatas.

“Beda dengan pileg yang kontestannya ratusan dalam satu tingkatan. Karena terbatas, maka sesama kandidat akan sangat awas kepada kontestan lainnya. Sehingga kekuatan logistik belum tentu menemui ruang yang terbuka bahkan bisa jadi bumerang,” ujar Rudi.

Tapi bagi figur yang sudah pernah berbuat untuk Kaltim tentu memiliki tingkat kepercayaan yang lebih besar dan berujung pada tingkat keterpilihan.

Justru itulah, figur seperti Hetifah inilah yang sangat kuat. Bahkan siapapun yang berpasangan dengan Hetifah setengah pekerjaannya sudah di dapat.

“Siapapun yang mampu bergandengan dengan Hetifah atau figrs seperti Hetifah memiliki kekuatan kapital sosial, bukan kapital modal. Yang sudah dianggap berbuat untuk Kaltim tentu sangat besar peluangnya,” tegasnya, lagi.

Dan bicara khusus Hetifah. Selain memiliki pemilih cerdas. Dia juga telah menjadi bagian dari keterwakilan perempuan dalam politik di Kaltim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: