Inflasi Rendah, Daya Beli Tetap Tinggi

Inflasi Rendah, Daya Beli Tetap Tinggi

Samarinda, DiswayKaltim.com – Inflasi yang relatif rendah di Kaltim tak berarti daya beli masyarakat rendah. Demikian dikatakan Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono, Senin (16/12/2019). Pada November 2019, inflasi di Kaltim sebesar 0,21 persen. Dengan tingkat inflasi tahun kalender sebesar 1,25 persen. Sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 1,80 persen. Tutuk menyebut, berdasarkan survei dan kajian yang dilakukan KPw BI Kaltim, daya beli masyarakat tidak turun. Hal ini didasarkan indeks keyakinan konsumen terhadap perekonomian di Bumi Etam. “Kalau konsumen yakin ekonominya bagus, maka pasti daya belinya bagus. Kalau misalnya turun keyakinannya karena duit enggak ada dan lain sebagainya, maka daya belinya juga turun,” ungkapnya kepada awak media. Survei KPw BI Kaltim juga didukung data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim. Konsumsi rumah tangga relatif stabil sejak Januari hingga November 2019. “Dulu inflasi rendah itu karena daya beli. Artinya apa? Kalau inflasi rendah sedangkan daya beli bagus, fungsi distribusi dan produksinya bagus,” jelasnya. Data distribusi serta produksi barang dan jasa di setiap kabupaten/kota menunjukkan tren positif. Hal ini terungkap dalam pertemuan yang diadakan di KPw BI Kaltim tadi siang. “Fakta-fakta di lapangan memang menunjukkan faktor distribusi, produk, dan lain-lain memang cukup bagus. Enggak ada kendala pasokan,” sebut Tutuk. Pada 2016, perekonomian Kaltim mengalami kontraksi. Daya beli masyarakat rendah. Sedangkan pada triwulan III 2019, pertumbuhan ekonomi provinsi ini meningkat drastik menjadi 6,89 persen. Akibatnya, daya beli masyarakat cenderung naik. Dibanding tahun-tahun sebelumnya. Indeksinya di atas 100 persen. “Inilah yang memang menyimpulkan inflasi rendah bukan dari rendahnya daya beli. Saya kira salah satunya karena cukup berhasilnya teman-teman di daerah,” bebernya. (qn/hdd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: