Pemprov Kaltim Bagi-bagi 69 Ambulans untuk Kurangi Angka Kematian Ibu dan Bayi

Pemprov Kaltim Bagi-bagi 69 Ambulans untuk Kurangi Angka Kematian Ibu dan Bayi

Prosesi penyerahan ambulan kepada perwakilan masyarakat Kecamatan Muara Kaman, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. -(Antara)-

Masyarakat yang mendapatkan ambulans tersebut diharap bisa menjaga dan merawat dengan baik. "Gunakan dengan baik sesuai dengan keperluan," tandasnya.

 

Angka Kematian Bayi di Kaltim

Dinkes Provinsi Kaltim melaporkan angka kematian ibu dan bayi per Oktober 2023, sebanyak 46 orang dan bayi 302 orang.

"Angka kematian ibu dan bayi di provinsi ini masih tinggi, meskipun sudah ada upaya peningkatan pelayanan kesehatan," kata Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, Kamis (26/10/2023).

Ia menyebutkan sebaran kematian ibu di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2023 sampai bulan Oktober, terdiri dari Samarinda sebanyak sepuluh orang, Kutai Timur sebanyak delapan orang, Kutai Kartanegara sebanyak tujuh orang, Paser sebanyak lima orang. 

Selanjutnya, Berau sebanyak empat orang, Kutai Barat sebanyak empat orang, Penajam sebanyak empat orang, dan Balikpapan berjumlah empat orang.

Dikemukakannya, dugaan kematian ibu dikarenakan beberapa faktor, antara lain pendarahan 9,2 persen, eklamsia 10,2 persen, infeksi 3,7 persen, jantung 2,4 persen, gangguan darah 2,4 persen, tuberkulosis 1,2 persen, gangguan metabolisme 2,4 persen, serta ada beberapa belum diketahui penyebabnya.

Sedangkan untuk kematian bayi di Kaltim total sebanyak 302 orang, terdiri dari Samarinda 68 bayi, Kutai Kartanegara 67 bayi, Balikpapan 56 bayi, Kutai Timur 42 bayi, Berau 34 bayi, Bontang 23 bayi, Paser 19 bayi, Kutai Barat 15 bayi, PPU sebanyak tujuh bayi, dan Mahakam Ulu sebanyak tiga bayi.

"Ada beberapa penyebab kematian bayi yang sering terjadi, antara lain infeksi dapat disebabkan oleh tetanus, sepsis, pneumonia, dan diare. Infeksi sering terjadi di wilayah yang kurang memiliki fasilitas persalinan yang steril," sebut Jaya.

Menurutnya bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kilogram lebih berisiko mengalami masalah kesehatan dan kematian.

Jaya menuturkan pihaknya terus berupaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi dengan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak. 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: