Wiskul Sungai Tuak Mulai Rusak, Pedagang Perbaiki Pakai Duit Pribadi
Salah satu booth kontainer di Kawasan Wisata Kuliner Sungai Tuak yang bagian atasnya butuh diperbaiki. -Awal-
paser, nomorsatukaltim – Kawasan wisata kuliner (Wiskul) Sungai Tuak, Kecamatan Tanah Grogot yang diresmikan Maret lalu, sudah dikeluhkan pedagang booth kontainer. Pasalnya, sebulan setelah diresmikan atau sejak April telah banyak kerusakan.
Contohnya tempias air hujan, bagian atap yang berbahan plywood mulai hancur atau rusak. Tak ayal, kondisi ini membuat pedagang was-was. Diketahui Kawasan Wiskul ini terdapat 60 booth kontainer, dan 40 diantaranya bertingkat atau dua lantai.
"Kami khawatir bagaimana jika kerusakan semakin parah dan akan ini akan semakin tidak membuat nyaman pembeli," ucap Ketua Paguyuban Pedagang Wiskul Sungai Tuak, Zulkifli, Selasa (24/10/2023) malam.
Khusus bagian atap booth container yang berbahan plywood mulai bolong-bolong. Sementara di lantai 2 disediakan tempat duduk dan meja untuk pembeli. Namun kondisi yang ada sekarang ini dikatakannya sangat riskan dan mengkhawatirkan.
"Playwood ini mau sampai kapan bertahannya. Sudah menahan panas dan hujan serta orang duduk di atasnya," sambungnya.
Sejatinya persoalan itu pernah disampaikan ke Disporapar yang awalnya secara lisan. Dikatakannya, penjual takut berjualan dengan kondisi kerusakan yang terdapat di booth kontainer berukuran 3x6 meter itu.
Karena tidak ada tindak lanjut dari penyampaian secara lisan untuk diperbaiki, pedagang kemudian bersurat yang ditujukan ke bupati Paser, DPRD Paser dan Disporapar. Alhasil dilakukan pertemuan, namun upaya itu juga tak membuahkan hasil seperti harapan pedagang.
"Kalau memang kami menganggap ini enggak kritis, kami tak segetol ini untuk dilakukan pertemuan saat itu. Ya, katanya mau diperbaiki cuma sampai sekarang tidak ada realisasinya," keluh Zulkifli.
Karena tak ada tanda-tanda diperbaiki, tak ingin terjadi kerusakan di boot kontainer yang lebih parah, pedagang terpaksa mengeluarkan duit pribadi untuk melakukan perbaikan. Nominalnya bervariatif berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu.
"Kalau ini (booth kontainer) rusak parah dan ada insiden siapa yang tanggung jawab. Jangan sampai ada korban baru diperbaiki," ketusnya.
Padahal kata Zulkifli, pedagang yang berjualan setiap bulannya membayar retribusi yang disetorkan kepada pengelola Kawasan Wiskul Sungai Tuak. Nominalnya Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu.
"Kalau kontainer dua lantai retribusinya Rp 600 ribu per bulan. Jadi kami minta ini dapat diperbaiki," tegas Zulkifli.
Salah seorang pembeli, Irma menyangkan kondisi booth kontainer telah banyak mengalami kerusakan. Menurutnya, awal kehadiran Wiskul Sungai Tuak menjadi tempat favorit kawula mudah hingga orang dewasa.
"Di lantai dua booth kontainer ini juga sudah enggak rata, seperti kita injak seng, riskan juga. Semoga segera diperbaiki dengan maksimal," harap Irma.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: