Mengenal Amonium Nitrat dan Bahan Dasar Peledak

Mengenal Amonium Nitrat dan Bahan Dasar Peledak

Pabrik amonium nitrat di Bontang, Kaltim. -rap-dok. Pupuk Kaltim

NOMORSATUKALTIM – Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo melakukan peletakan batu pertama pendirian pabrik bahan peledak. Groundbreaking itu dilakukan di Kelurahan Karya Merdeka, Kecamatan Samboja Barat, Kukar, pada Sabtu (7/10/2023). Pabrik ini diinisiasi PT Asa Karya Multipratama, yang diharapkan bisa menekan impor bahan peledak.

Mengacu data Kementerian Perindustrian, pasokan amonium nitrat dalam negeri saat ini belum mencukupi kebutuhan. Produksi amonium nitrat, yang menjadi bahan baku peledak, tercatat sebesar 441.000 ton per tahun. Padahal, kebutuhan per tahun mencapai 519.000 ton.

Secara total, Indonesia memiliki 866 gudang penyimpanan amonium nitrat. Di antaranya, di Bontang dan Kukar Kaltim dan Kabupaten Karawang Jawa Barat.

Ratusan gudang di Indonesia, terdiri dari gudang milik lima produsen bahan peledak yang memproduksi amonium nitrat, 36 gudang bahan peledak milik importir, dan 825 gudang bahan peledak milik pengguna akhir untuk pertambangan, migas dan non-tambang.

Pakar kimia dari Institut Teknologi Bandung, Profesor Djulia Onggo, seperti dilansir BBC News, menjelaskan amonium nitrat itu zat padat seperti garam yang larut dalam air. Di satu sisi senyawa ini mengandung unsur nitrogen yang sangat penting bagi tumbuhan.

Untuk itu sering kali amonium nitrat diolah menjadi pupuk.

Di sisi lain, amonium nitrat digunakan juga sebagai bahan peledak karena senyawa ini mengandung kation amonium (NH4)+ dan anion nitrat (NO3), yang akan bergabung membentuk senyawa ionik.

Dalam senyawa itu kation bisa bereaksi dengan anion sebagai suatu reaksi redoks atau reduksi dan oksidasi. Biasanya reaksi redoks itu menghasilkan energi yang besar dan dapat disertai dengan ledakan.

Karena diakui kekuatan oksidasinya, bahan ini banyak digunakan dalam bahan peledak yang digunakan di sektor pertambangan dan konstruksi. NH4NO3 juga salah satu komponen utama ANFO, salah satu pilihan bahan peledak industri paling populer.

Biasanya terdiri dari 94 persen porous prilled ammonium nitrate (AN), sebagai agen pengoksidasi dan penyerap untuk bahan bakar, dan 6 persen nomor 2 bahan bakar minyak (FO).

“Umumnya untuk kepentingan pertambangan. Seperti membuka lahan, untuk jalan, terowongan," kata Profesor Djulia. Senyawa ini tidak mudah meledak, kalau tidak ada yang pemicunya. Sebab, amonium nitrat adalah senyawa yang tidak mudah terbakar.

"Pemicunya banyak hal, seperti suhu yang harus tinggi, bisa juga tekanan tinggi, kejatuhan benda atau benturan, dan pemicu lain yang menciptakan panas," ujar guru besar ITB, itu.

Djulia menegaskan senyawa ini tidak memiliki unsur radioaktif sehingga relatif aman jika bersentuhan. "Jadi tidak perlu takut menggunakan senyawa ini untuk pupuk, jika digunakan dengan tepat," ujarnya.

Di Bontang, aroma pesing menyengat menjadi bau yang biasa dihirup warga Kelurahan Lok Tuan, Bontang, Kaltim. Terutama daerah sekitar kelurahan yang berdekatan kawasan Kaltim Industrial Estate.

Amonium nitrat jika secara tak sengaja terhirup dapat menyebabkan iritasi hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Bila tertelan, amonium nitrat bisa menyebabkan gejala keracunan, seperti mual, muntah, sakit kepala, lemas, hingga pingsan.

Di kawasan itu ada dua perusahaan yang memproduksi amonium nitrat. Yakni PT Kaltim Nitrate Indonesia yang beroperasi sejak 2012 dan menjadi produsen amonium nitrat berbentuk butiran berpori terbesar di Indonesia dengan kapasitas 300.000 ton per tahun. Perusahaan lain, PT Black Bear Resources Indonesia, yang memiliki kapasitas produksi 82.000 ton per tahun.

Ada pula pembangunan pabrik amonium nitrat baru yang dilakukan PT Kaltim Amonium Nitrat, yaitu perusahaan patungan kerja sama PT Dahana dengan PT Pupuk Kalimantan Timur. Pabrik ini digadang-gadang bisa beroperasi dengan kapasitas produksi 75 ribu ton per tahun.

Ledakan Dahsyat

The Guardian melaporkan, dunia pernah dikejutkan ledakan dashyat seperti ledakan bom atom yang terjadi di Beirut, Lebanon, 2 Agutus 2020. Ledakan itu menewaskan 100 orang dan membuat luka 4.000 jiwa lebih. Ledakan berasal dari 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang pelabuhan kota.

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab menyatakan ribuan ton amonium nitrat itu bagian dari pupuk pertanian. Bahan itu sudah disimpan bertahun-tahun di gudang kawasan pelabuhan Beirut.

Kasus bom di Sabang Jakarta Pusat pada 2 Januari 1999, juga pernah dikaitkan amonium nitrat.

Dalam catatan Harian Kompas 25 April 1999, ahli bom Oemar Daniell mensinyalir bom yang digunakan dalam kasus di Jalan Sabang jenis ANFO yang diisi sumbu api standar. Bahan peledaknya terdiri dari amonium nitrat yang biasa dipakai untuk pupuk. Bom ANFO ini terdiri dari amonium nitrat sebanyak 94 persen dan dicampur dengan solar sebanyak 6 persen.

"Dengan pemicu berkekuatan 1,5 ampere, ANFO ini sudah bisa meledak," jelas Oemar, pengajar mata kuliah teknik peledakan di Universitas Trisakti.

Amonium nitrat bisa berbahaya dan mematikan jika terkontaminasi dengan bahan lain seperti api atau sumber penyulut lain sehingga bisa menimbulkan ledakan besar. Daya ledak terjadi saat amonium nitrat padat terurai dengan sangat cepat menjadi dua gas, nitrogen oksida dan uap air.

Keamanan Terjamin

Amonium nitrat kerap disebut senyawa kimia yang masuk dalam komponen campuran peledak yang digunakan dalam konstruksi pertambangan, penggalian, dan konstruksi sipil.

Di Indonesia, amonium nitrat termasuk bahan kimia yang diatur dengan ketentuan larangan atau pembatasan sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 230/MPP/KEP/7/1997. Aturan ini sebagai rule untuk menjamin keamanan dan keselamatan warga sekitar pabrik bahan peledak.

Indonesia menargetkan bisa memiliki perusahaan terintegrasi di bidang pertahanan, dan memperkuat posisi Indonesia di industri pertahanan dunia. Cara mencapai target dilakukan dengan membentuk sebuah inisiasi holding BUMN yang terdiri dari lima perusahaan di bidang terkait, bernama DEFEND ID.

Lima perusahaan itu, terdiri dari Dirgantara Indonesia yang mewakili platform udara, Pindad yang mewakili platform darat, alat berat, senjata dan munisi, PAL Indonesia yang bergerak di bidang platform laut, LEN Industri di bidang sistem elektornik, dan Dahana dari bidang berenergi tinggi, yang terkenal akan produk bahan peledak.

Sejak April tahun lalu, entitas DEFEND ID diresmikan. Target didirikannya lembaga ini untuk membuat industri pertahanan Indonesia masuk dalam 50 besar industri pertahanan dunia.

Di Kalimantan, mewakili Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik, Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Kaltim Ujang Rachmad berpesan agar pembangunan pabrik PT Asa Karya Multipratama bermanfaat bagi rakyat Kaltim khususnya masyarakat lokal di Samboja. 

Menurut Ujang, dengan nilai investasi mencapai USD 50 juta dan tenaga kerja dalam negeri mencapai 70%, diharapkan ke depan mampu mengurangi impor bahan peledak di Indonesia.

"Selama ini kan kita impor bahan peledak. Dengan adanya pabrik bahan peledak di Kaltim, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan bahan peledak dalam negeri dan mengurangi impor bahan peledak," ujar Ujang Rachmad, dikutip di Balikpapan dari laman resmi Pemprov Kaltim, Senin (9/7/2023).

Ia meyakini dibangunnya pabrik bahan peledak di Kaltim dapat memberi manfaat besar bagi Indonesia, terutama masyarakat Kaltim. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: pelbagai sumber