Jokowi Minta Pasar Digerojok agar Harga Beras Turun

Presiden Joko Widodo berinteraksi dengan petani saat menyaksikan panen raya padi di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (8/10/2023). --ANTARA
NOMORSATUKALTIM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Bulog menggerojok beras ke pasar domestik untuk mengatasi kenaikan harga. Strategi tersebut dinilai efektif untuk menekan harga jual di tingkat konsumen yang kini terimbas mahalnya harga gabah.
"Harus kita atasi dengan menggerojok (beras) sebanyak-banyaknya, memasok sebanyak-banyaknya ke pasar, agar harga bisa turun," kata Presiden Jokowi saat meninjau panen raya di Subang, Jawa Barat, Minggu (8/10/23), melalui Sekretariat Presiden, dilansir dari Antara.
Strategi tersebut, kata Jokowi, efektif menekan harga beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur.
"Sementara ini di Cipinang, harga sudah turun. Tapi kita harapkan juga di pasar sudah, di konsumen juga," kata Presiden Jokowi.
Jokowi mengakui jika kenaikan harga beras ini membuat petani senang, namun konsumen justru sebaliknya.
"Petaninya senang harga gabah mahal. Harga gabahnya Rp7.300, ada yang Rp7.400, Rp7.500, sampai Rp7.600 (per kilogram). Kalau petaninya senang, ini yang gak senang pembeli berasnya," kata Jokowi.
Berdasarkan data di laman Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2023, harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani Rp6.415 per kilogram, harga Gabah Kering Giling (GKG) Rp7.386 per kilogram, dan Gabah Luar Kualitas (GLK) Rp6.043 per kilogram.
Dalam kesempatan itu, Jokowi memastikan bahwa cadangan beras Indonesia masih cukup untuk persediaan selama fenomena El Nino melanda. Di gudang Badan Usaha Logistik (Bulog) masih tersimpan 1,7 juta ton.
"Karena El Nino, produksinya tetap menurun, tetap berkurang. Tapi enggak ada masalah karena cadangan kita di Bulog juga masih banyak 1,7 juta ton," kata Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: