Disperindagkop Tak Pegang Data, Perdagangan Antarpulau Sulit Berkembang

Disperindagkop Tak Pegang Data, Perdagangan Antarpulau Sulit Berkembang

Heni Purwaningsih. (Mubin/Disway Kaltim)

Samarinda, DiswayKaltim.com – Perdagangan antarpulau masih menyisakan beragam masalah. Fungsi kontrol Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kaltim belum maksimal.

Pasalnya, dinas tersebut belum mengantongi data perdagangan antarpulau di Indonesia. Padahal, perdagangan antar pulau tergolong potensial. Sebab sebagian besar pangsa pasar bagi produk di Kaltim dijual di dalam negeri. Pun demikian, Bumi Etam banyak mendatangkan produk untuk kebutuhan lokal dari berbagai provinsi di Indonesia.

Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop dan UKM Kaltim Heni Purwaningsih mengatakan, data perdagangan antarpulau dipegang oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berhubungan dengan produk yang dijual dan didatangkan dari luar daerah.

Ada pula Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP). Dia menyebut, KSOP memegang data perdagangan. Karena instansi ini berada di bawah kementerian.

“Tetapi KSOP tidak melaporkan secara detail kepada Dinas Perhubungan Provinsi. Karena mereka instansi vertikal. Itulah yang mau kami gali,” kata Heni kepada Disway Kaltim, Senin (25/11/2019).

Begitu pula di instansi sektoral. Seperti Dinas Perhubungan Kaltim. Belum dapat melacak secara detail data perdagangan. Dishub berencana membuat tim. Melibatkan semua instansi yang memiliki akses terhadap data perdangan antarpulau.

“Selama ini tidak fokus. Makanya kita akan bikin tim. Untuk melakukan pendataan volume produk yang diperdagangkan,” jelasnya.

Heni mengaku, sejatinya volume produk yang diperjualbelikan antarpulau tergolong tinggi. Banyak komoditas dari Kaltim yang dikirim ke Makassar, Jakarta, dan Surabaya.

Umumnya, perdagangan antarpulau terjadi karena surplus komoditas. Kelebihan komoditas di Kaltim akan dikirim ke pulau-pulau di Indonesia. Atau sebaliknya, kekurangan komoditas didatangkan dari luar daerah.

“Kita tahu komoditas yang dikirim ke beberapa pulau itu. Tapi kan kita enggak tahu volumenya,” sebut Heni. (qn/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: