Dianggap Unik, Permainan Tradisional Belogo Sedot Perhatian Siswa di Samarinda

Dianggap Unik, Permainan Tradisional Belogo Sedot Perhatian Siswa di Samarinda

Samarinda, nomorsatukaltim.com- Baru saja menjadi olahraga tradisional yang diperlombakan di Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas), Belogo sudah menyedot perhatian banyak orang.

Pada Festival Harmoni Budaya Nusantara (FHBN) yang dihelat pada 20-22 Juli 2023 di Taman Budaya Kalimantan Timur (Kaltim), Belogo masuk dalam rangkaian kegiatan. Bahkan permainan tradisional ini dianggap unik oleh beberapa siswa di Samarinda.

Dari berbagai olahraga tradisional yang ditampilkan dan diperagakan di lapangan Taman Budaya, Belogo menjadi permainan yang cukup menarik perhatian.

Beberapa siswa sekolah yang menghadiri festival ini, tampak antusias untuk mencoba memainkan olahraga memukul logo  menggunakan stik yang disebut campa tersebut.

Sabri, ketua Komunitas Penggiat Olahraga Tradisional Belogo Kabupaten Paser mengatakan, Belogo sudah dua tahun belakangan dipertandingkan di Fornas. Artinya olahraga tradisional asal Kalimantan yang sempat redup ini sudah mulai bangkit. Kini perlu terus dilestarikan secara maksimal.

“Alhamdulillah, Belogo ini sudah masuk skala nasional karena sudah dilombakan di Fornas VI di Palembang dan VII di Jawa Barat (Jabar),” kata Sabri, Jumat (21/7/2023).

Sabri juga menyampaikan pencapaian mereka sebagai perwakilan Kaltim yang mengikuti perlombaan Belogo di Fornas Jabar pada awal Juli 2023 lalu. Dari 27 Provinsi yang berpartisipasi, Kaltim mampu meraih medali perak dan perunggu.

Kiprah Sabri sudah diakui. Ia menerima penghargaan sebagai Pelestari Permainan Rakyat oleh Gubernur Kaltim.

Kini Belogo sudah dikembangkan di Paser secara khusus dan juga di beberapa daerah di Kalimantan.

Permainan Belogo, kata dia, secara umum hampir sama di semua wilayah di Kaltim. Namun ada perbedaan bentuk di beberapa daerah, seperti di Banjarmasin.

“Untuk Belogo di Paser wajib terbuat dari tempurung kelapa. Supaya terlihat cantik, boleh dimodifikasi dengan dilapisi cat sesuai kreativitas,” terangnya, sambil menunjukkan contoh logo berwarna kuning dan biru bertuliskan Paser Kaltim.

Dengan mengikuti festival kali ini, Sabri berharap agar permainan yang mengandung nilai-nilai kejujuran, kerja sama, serta kerja keras ini semakin dikenal. Khususnya di kalangan generasi muda Kaltim.

Wisnu, salah satu siswa, mencoba memainkan Belogo. Ia mengaku baru pertama kalinya melihat jenis olahraga tradisional seperti ini.

“Menurut saya unik. Saya tidak pernah melihat permainan ini atau yang mirip dengan ini,” ujar siswa SMKN1 Samarinda tersebut. 

Kendati mengaku tangannya sakit saat pertama kali memukul campa, Wisnu tidak ragu untuk mencoba permainan ini berulang-ulang. (Sal/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: