Infrastruktur Kelistrikan IKN Ditarget Rampung Mei 2024
Samarinda, nomorsatukaltim.com – Pemenuhan kebutuhan listrik di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) nusantara dikebut. PLN menargetkan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan rampung Mei 2024 mendatang.
Hasmar Tarigan, SRM Opkons 1 PT PLN (Persero) UIP KLT memaparkan secara detail. Ada delapan infrastruktur yang akan dibangun di IKN Nusantara. Di antaranya GI 150 Kariangau arah GIS 4 KIPP, SUTT 150 KV kareaingau-GIS 4 KIPP, SKTT 150kV landing point GIS 4 KIPP-GIS 4 KIPP, GIS 4 KIPP 150 kV (stream 1). Kemudian PLTS 50 MW di aera IKN, SKTT 150 KV PLTS 50 MW-GIS 4 KIPP (stream 2). Kemudian akan dibangun juga gardu hubung dan jaringan distribusi KIPP dan infrastruktur pendukung lain (stream 3). Ia menjelaskan semua proyek stream 1,2,3 dikhususkan untuk layani Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). Konsepnya adalah green technology. Karena itu nantinya di IKN akan ada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Project ini diambil alih oleh anak perusahaan PLN lainnya, Nusantara Power. Kuotanya adalah 50 MW. Sementara UIP KLT akan membangun Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT). “Tidak boleh bangun tower di IKN, tapi kabel bawah tanah. Karena konsep KIPP adalah smart city,” terang Hasmar pada kegiatan media briefing di Samarinda, Kamis (20/7/2023). Kemudian lahan untuk PLTS akan disiapkan sekitar 161,1 hektare (ha). Di salurkan KIPP melalui SKTT tadi. Hasmar juga menambahkan di dalam kawasan IKN dilarang dibangun tower. Di luar kawasan itu baru boleh. Semua pekerjaan itu ditarget rampung pada Mei 2024. Saat ini progres di lapangan sekitar 5 hingga 6 persen. Beberapa yang sudah dilakukan di antaranya proses pembebasan lahan khusus menyiapkan Gas Insulated Switchgear (GIS) 150 KV. PLN pun sidah menyiapkan material untuk dipasang di lokasi. Kendalanya, kata Hasmar, berkaitan dengan medan di lapangan. Untuk perizinan sudah tidak ada masalah karena dibantu oleh badan otorita dan kementerian PUPR. Baik itu izin lingkungan dan lainnya. “Untuk izin kerja di Sepaku yang GIS sudah, sudah bisa kami mulai kerja. Ya, kendala lapangan cuma medan saja,” beber Hasmar. Misalnya, jika PLN ingin membangun transmisi, maka harus melewati hutan bakau. PLN harus menyiapkan tongkang atau perahu untuk bisa membangun jalur Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) atau Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). “Sudah biasalah kami hadapi medan seperti itu. Di teluk Balikpapan juga demikian,” imbuhnya. Soal nilai kontrak, Hasmar tidak bisa memaparkan secara detail. Alasannya setiap anak perusahaan yang mengerjakan proyek, memiliki budgeting sendiri. UIP KLT yang bertugas menyiapkan infrastruktur di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) mengalokasikan sekitar Rp 480 miliar. Anggaran itu diperuntukan membangun transmisi dan GIS. Untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pun angkanya berbeda sebab pilot project nya dikerjakan anak perusahaan PLN lain, Nusantara Power. Hasmar pun tidak tahu berapa nilainya. Hal lainnya adalah kebutuhan listrik di IKN akan terus meningkat setiap tahun. PLN pun membaginya menjadi lima tahap. Yang disusun melalui rencana usaha penyediaan tenaga listik (RUPTL) 2021-2045. “Karena beban akan naik terus,” tutup Hasmar. (*) Reporter : Baharunsyah Grafis kebutuhan beban kelistrikan IKN nusantara Tahap 1 (2022-2024) ASN: 60.000 Populasi: 487.852 Tahap 2 (2030) ASN: 70.000 Populasi: 1.090.061 Tahap 3 (2035) ASN: 80.000 Populasi: 1.314.189 Tahap 4 (2040) ASN: 90.000 Populasi: 1.589.830 Tahap 5 (2045) ASN; 100.023 Populasi: 1.929.573Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: