El Nino Tidak Berdampak di Balikpapan
Nomorsatukaltim.com - Fenomena El Nino mulai mempengaruhi iklim global termasuk Indonesia. Secara umum, El Nino mengacu peningkatan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik. Dampaknya, dapat memengaruhi curah hujan, suhu udara, dan pola cuaca di pelbagai wilayah di Indonesia. Menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), dengan meningkatnya anomali suhu permukaan laut, akan berpotensi menyebabkan penurunan curah hujan bulanan di wilayah Indonesia berkisar 0-50mm. Di Indonesia, akibat penurunan curah hujan itu, wilayah paling terdampak yaitu Pulau Kalimantan, Sulawesi, sebagian besar Jawa, dan Papua. Kemungkinan besar pulau Bali juga ikut terdampak dari cuaca ini. Dampak dari El Nino terlihat pada penurunan debit sungai serta berkurangnya tinggi muka air waduk dan muka air tanah. El Nino juga memiliki dampak signifikan bagi sektor pertanian. Beberapa dampak yang mungkin terjadi di antaranya, kekeringan, penyakit tanaman, perubahan pola hama dan penurunan produksi. Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Balikpapan, Sri Wahyuningsih memastikan, fenomena El Nino belum berdampak di Balikpapan. Hal ini dikuatkan dengan cuaca Kota Balikpapan yang masih turun hujan. Menurutnya, El Nino juga tidak separah tahun sebelumnya. Walaupun Pulau Jawa dan Sulawesi mulai berdampak fenomena ini. Pemerintah di sana sudah mengarahkan petani untuk budidaya umbi-umbian. "Untuk El Nino, kita jarang tidak turun hujan dalam jangka lama. Kalau melihat data dari stasiun curah hujan Teritip, setiap bulannya selalu ada hujan,” kata Sri Wahyuningsih, Selasa (18/7/2023). “Dan dalam keadaan kurang hujan saja, masih bisa 70 mm. Untuk Balikpapan Timur malah lebih menyukai curah hujan tidak terlalu tinggi karena peningkatan produksi hortik kita akan naik," imbuhnya. Ia bahkan memastikan, pertanian di Balikpapan sedang menunggu proses panen. Hal ini juga menangkis fenomena El Nino berdampak di Balikpapan."Persawahan saat ini sebagian besar sedang proses menuju panen," ujarnya. Meski begitu, sambung Sri, upaya mengantisipasi juga tetap dilakukan. Pertama, pemanfaatan embung-embung untuk penyiraman dan pengairan tanaman hortik. Kedua, penyediaan sarana pestisida untuk pengendalian hama /penyakit dampak El Nino yang menyebabkan suhu rendah. "Ketiga, melakukan pengamatan dan pemantauan OPT di lapangan," jelasnya. Terkait bidang pertanian, perikanan dan perkebunan, Sri menyebutkan beberapa program prioritas yang akan dilaksanakan tahun ini. Antara lain, pertama, program penyuluhan pertanian. Kedua, program penyediaan dan pengembangan sarana pertanian. Ketiga, program penyediaan dan pengembangan prasarana pertanian. Keempat, program pengendalian kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veneriner. Kelima, program pengendalian dan penanggulangan bencana pertanian. " Keenam, program perizinan usaha pertanian," tandasnya. (*/ Adhi) Reporter: Adhi Suhardi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: