Antisipasi El Nino, Petani Diimbau Percepat Masa Tanam

Antisipasi El Nino, Petani Diimbau Percepat Masa Tanam

Nomorsatukaltim.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengajak para petani agar mempecepat masa tanam. Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya mitigasi dan antisipasi menghadapi ancaman kekeringan El Nino.

Kementan, menurut Mentan SYL, terus turun ke lapangan bersama pemerintah daerah menggerakkan penyuluh dan petani untuk tetap berproduksi bagaimanapun kondisinya.

"Dulu, waktu pandemi, kita tetap turun. Hasilnya 280 juta penduduk kita kebutuhan makannya aman. Ini bukti komitmen sekaligus rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil yang diraih selama ini," ujar Mentan, dalam keterangan tertulis, Jumat (26/5/2023).

Ia mengklaim selama kurang lebih dua tahun pandemi, sektor pertanian menjadi salah satu bantalan ekonomi nasional.

Sejak tahun 2019, nilai ekspor pertanian mengalami peningkatan,  termasuk tahun 2022. Yang meningkat menjadi 658,18 triliun atau naik 6,79 persen dibanding tahun 2021, dengan nilai ekspor sebesar Rp 616,35

"Ekspor pertanian kita terus tumbuh. Dan target kita menjadi 1000 triliun, mohon doa dan dukungannya," ujarnya.

Aelain percepatan tanam memanfaatkan sisa hujan, upaya lain Kementan dalam upaya mitigasi dan antisipasi El Nino adalah meningkatkan  ketersediaan air dengan membangun/memperbaiki embung, dam parit, sumur dalam, sumur resapan, saluran irigasi.

Selanjutnya nelakukan introduksi varietas tahan kering seperri cakrabuana, pajajaran, inpari 13, 42, 46,  dan Inpago. Termasuk pengembangan komoditas 1000 ha serta pengembangan pupuk organik secara masif dan mandiri.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyampaikan bahwa acara gerakan kejar tanam (Gertam) padi di Kabupaten Takalar Sulawesi dtargetkan 1.000 hektare sebagai bentuk aksi dari petunjuk bapak Menteri sebagai bagian gerakan nasional menghadapi ancaman El Nino dan krisis pangan global.

"Setiap kabupaten ditarget minimal 1.000 hektare kejar tanam dengan berbagai rangkaian kegiatan percepatan panen, bufferstok pangan," jelasnya.

Kemudian, lanjutnya, jarak panen ke tanam maksimal 10-15 hari sehingga mesti kejar air, kejar benih semai di luar, asuransi, KUR, offtaker, kemitraan dari hilirisasi.

Suwandi menambahkan, bagi yang wilayah waspada dan wilayah aman dilakukan pendekatan dengan mengejar indek pertanaman dan produktivitas.

"Untuk wilayah rawan kekeringan perlu kompensasi tanam di tempat lain, dan  optimalisasi sumber sumber air," tuturnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: