Peternak Pastikan Sapi Balikpapan Bebas Virus LSD
Nomorsatukaltim.com – Menjelang Idul Adha, para peternak di sejumlah daerah mengeluhkan serangan virus Lumpy Skin Disease atau LSD, yang menimpa sapi ternak mereka. Bahkan, di beberapa daerah virus itu menyebabkan kematian. Beruntung, peternak di Balikpapan memastikan sapi di kota ini bebas penyakit tersebut. Sebagai pengingat, Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus. Yaitu virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae. Virus ini umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau. Sejauh ini belum ada laporan terkait kejadian LSD pada ruminansia lain seperti kambing dan domba. Namun, dalam beberapa terakhir, virus LSD menyerang sapi-sapi di Tangerang, Lampung, Grobogan Jateng, sampai Jepara. Sapi yang terserang LSD mengalami benjol sampai kematian. Ketua Kelompok Tani dan Peternak Tunas Lada di Karang Joang Km 23 Balikpapan, Supoyo, memastikan sapi yang mereka ternak dijamin bebas dari penyakit. Kelompok peternak di sana, menurutnya, rutun melakukan upaya-upaya pencegahan. “Kami rutin menjaga kesehatan sapi, Mas. Diberi obat tradisional atau rutin memanggil mantri untuk perawatan kesehatan,” ujar Supoyo, dari balik ponselnya, Sabtu (20/5/2023). Kelompok Ternak Tunas Lada, membawahi puluhan peternak dengan ratusan ekor sapi. Tiap tahun sapi di daerah ini menjadi incaran masyarakat untuk hewan kurban. Termasuk para pedagang sapi lokal, yang dijual ke daerah kota. Supoyo mengakui saat ini banyak daerah yang hewan ternaknya terutama sapi terserang LSD. “Iya Mas, kami sudah dengar. Banyak yang kena LSD. Infonya malah pengiriman dari Sulawesi dan Jawa akan distop lagi seperti tahun lalu. Mudah-mudahan janganlah. Karena stok kita juga menepis,” ujarnya. Supoyo mengaku heran kenapa penyakit hewan kurban kerap datang menjelang Idul Adha. “Iya kenapa penyakitnya datang pas mau lebaran kurban ya. Tahun lalu penyakit PMK, sekarang LSD. Tahun lalu sampai pengiriman dari luar distop gak boleh masuk Balikpapan, mudah-mudahan tahun ini jangan seperti itu lagi,” harapnya. Ia juga mengakui untuk Idul Adha tahun ini harga jual sapinya mengalami kenaikan. Alasannya karena dua hal. Pertama, banyak sapi daerah luar yang terserang penyakit. Kedua, harga pakan naik. Lantaran itu, harga sapi kurban bisa terdongkrak sampai kisaran Rp 2 jutaan. “Kami belum sepakati berapa pastinya, kayaknya memang akan naik sih. Kalau tahun lalu paling murah kita jual Rp 18 juta, sekarang mungkin paling murahnya bisa Rp 20 juta,” ujarnya. Kepala Dinas Pangan, Peternakan dan Perikanan Balikpapan, Sri Wahyuningsih, saat ditanya apakah sudah ada laporan LSD di kota ini, dan kenapa penyakit sapi hewan kurban kerap datang jelang Idul Adha, belum memberi jawaban. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: