25 Ribu Liter Air Diguyur untuk Clearing Jalan MT Haryono

25 Ribu Liter Air Diguyur untuk Clearing Jalan MT Haryono

Nomorsatukaltim.com - Sekitar 25 ribu liter air digunakan untuk proses pembersihan kawasan MT Haryono, Balikpapan Selatan. Proses clearing dilakukan usai Tarawih pada Rabu (29/3/2023), mulai pukul 20.30 Wita. Proses itu baru berakhir pukul 00.00 Wita. Sebelum akses jalan ini dibuka, jaminan keamanan perlu dilakukan. Salah satunya dengan membersihkan material proyek DAS Ampal, yang masih terserak di sekitar MT Haryono. Petugas gabungan dari Pemerintah Balikpapan yang melakukan proses clearing antara lain, dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Kepala UPTD PBD Wilayah Selatan, Sunarman, mengatakan pihaknya mengerahkan empat unit mobil tangki berisi 5.000 liter per unit. "Kalau ditotal sekitar 20 ribu liter," ujarnya, di lokasi, Rabu malam. Terkait man power, pihaknya mengerahkan enam petugas untuk membersihkan sisa material proyek DAS Ampal. "Kita ngebut malam ini, mudah-mudahan bisa bersih semua," tutur Sunarman. Kepala Tangki DLH Balikpapan, Yovan Pratama, menjelaskan pihaknya mengerahkan satu unit mobil tangki dengan kapasitas 5.000 liter. Jika ditotal dengan empat unit mobil tangki UPT PBD, maka 25 ribu liter air dihabiskan untuk membersihkan sisa material. "Habis Terawih tadi mulai, sampai selesainya saja. Kalau terpaksa sampai tengah malam ya kita kerjakan, namanya juga tugas," ujar Yovan, yang sehari-harinya bertugas sebagai Pengawas Kebersihan DLH Balikpapan. Dalam proses clearing tersebut, pihak DLH mengerahkan empat petugas. Dari pantauan, sisa material sudah banyak yang mengeras. Hal ini menyebabkan petugas harus ekstra keras membersihkannya. Tak hanya disiram dengan air, namun juga perlu dibersihkan dengan skop. Di sekitar depan Global, tiga unit alat berat masih bertahan di lokasi, belum dipindahkan. Satu unitnya bergerak mondar mandir meratakan tanah dan timbunan kerikil yang masih menggunung. Sunarman memprediksi, akses jalan MT Haryono masih belum bisa dibuka pada Kamis. "Masih harus dirapikan lagi. Harus dipastikan keamanannya agar pengendara tidak tergelincir," jelasnya. Kemarin sore (29/3/2023), Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud sempat memantau lokasi proyek. Ia memastikan pembukaan belum bisa dilakukan. “Kita lihat langsung ke lapangan. Ternyata kalau kondisi masih seperti ini sebaiknya jangan dulu lah,” papar Rahmad. Rahmad menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat yang terdampak atas pengerjaan proyek DAS Ampal ini. "Saya minta maaf kepada warga yang berimbas dari pekerjaan ini. Kita lakukan untuk kebaikan bersama,” ujarnya. Rencana Dibuka Jumat Project Manager PT Fahreza Duta Perkasa, Arif Wibisono, yang malam tadi juga berada di lokasi, memprediksi pembukaan jalan ini akan dibuka pada Jumat (31/3/2023). Sebelum itu, pihaknya akan melakukan pengecekan bersama pihak Dinas Perhubungan Balikpapan. “Mudah-mudahan hari Jumat sudah bisa dibuka. Kita akan pastikan dulu dengan melakukan pengecekan akhir sebelum pembukaan bersama pihak Dishub,” jelasnya. Nantinya, uji coba dilakukan menggunakan satu jalur untuk dua arah. Namun, pihaknya belum mengerjakan pengecoran. Melainkan perataan dan pemadatan tanah. Meski begitu, hamparan agregat telah nampak. Tanah timbunan dinilai Arif telah cukup. Setelah dilakukan penghamparan agregat tersebut, pihaknya akan melanjutkan kegiatan pengecoran, lalu pengaspalan kembali. Awalnya, jalan MT Haryono akan dibuka sebelum awal Ramadhan tanggal 23 Maret 2023. Namun, rencana itu molor. Rencana tersebut ditunda pada Rabu (28/3), namun lagi-lagi pembukaan jalan belum bisa dilakukan. Menurut Arif, sampai saat ini total pengerjaan DAS Ampal masih berkisar 22 persen. “Kalau versi MK (manajemen konstruksi), totalnya 22 persen,” jelasnya. Hal itu meleset dari target, yang rencananya sampai penghujung Desember 2022 lalu dipatok 32 persen. Untuk mengejar target yang lampau saja masih jauh. Arif pun mengakui PT Fahreza Duta Perkasa sebagai pelaksana proyek DAS Ampal, telah mendapat surat peringatan ketiga. Hal itu terjadi akibat keterlambatan dan melesetnya target yang dicanangkan. Saat ditanya desakan Komisi III Parlemen Balikpapan yang meminta putus kontrak, Arif enggan mengomentarinya. “Kalau itu saya gak bisa jawab, saya gak paham,” elaknya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: